Social Icons

Kamis, 22 April 2010

Atas Nama Cinta


Saya Adam, saya mendirikan usaha salon sejak 5 tahun lalu semua di mulai dari nol dan sekarang usaha saya sudah berjalan lancar. Singkat kata hari ini saya harus memecat seorang karyawan karena masalah Korupsi, saya tidak pernah membenarkan itu berapapun jumlahnya. Karena kesal lama menunggu kedatangannya saya mencoba iseng menyalakan komputer dan masuk ke room chatting.

Dari beberapa user ada 1 orang yang berhasil menarik perhatianku. Dia mengaku bernama Hendra tinggal di bilangan Jakarta Utara, wah tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal tidak ada salahnya untuk melanjutkan pembicaraan ini ke tahap lanjutan. Singkat kata aku dapat nomor teleponnya dan hati merasa senang.

"Hai, apa kabar?", kataku dalam percakapan telepon dengan Hendra, "baik, kapan main ketempatku?" katanya. Wah ajakannya membuat hatiku senang dan saya memutuskan untuk datang ke tempatnya malam itu juga.

Sedikit kecewa karena saya terlambat dari janji yang seharusnya tiba di tempatnya pukul 21.00.
"Maaf ya aku terlambat" kataku.
"Tidak apa-apa, ayo silahkan masuk."
Ruangan rumahnya ada di lantai 2, ternyata dia mengontrak di lantai atas sedang penghuni di lantai 1 ada beberapa orang wanita lanjut usia dan seorang diantaranya adalah pemilik rumah. Kami naik ke atas lalu terlibat dalam perbincangan hangat dan kemudian darisana ku ketahui bahwa dia seorang yang baik, bekerja di bidang pendidikan dan orang yang jujur pula. Dia bercerita betapa menderita hidupnya beberapa tahun lalu, sebatang kara hidup di Jakarta dan harus mengadu nasib tanpa adanya sanak saudara. Hatiku merintih perih membayangkan susahnya mencari sesuap nasi di Ibukota tanpa bekerja. Dia seorang guru freelance sekarang ini dan tempat dia tinggal sekarang ini adalah bantuan dari pihak yayasan tempat dia bekerja, sungguh malang nasibnya. Saya merasa tidak nyaman bertamu ke tempat orang sampai larut malam dan kemudian memutuskan untuk pulang.

Keesokan siang harinya saya datang kembali untuk menemuinya, sungguh Hendra seorang yang menarik, berperawakan sedang, jantan dan sopan dalam bertutur kata. Dia menceritakan tentang mantan pacarnya, seorang yang sabar yang dikenalnya lewat room chatting dan langsung jadian meski belum pernah bertemu dan membuat komitmen. Menyesal namun terlanjur menjalani karena komitmen walau tidak suka jawabnya, hem agak janggal menurutku. Dan terkaanku benar, "aku selingkuh dengan beberapa pria dan pacarku tidak pernah cemburu" jawabnya. Aku menanyakan bagaimana dia bisa tetap melanjutkan hubungan mereka selama 2 tahun kalau batin mereka tersiksa. "Aku sudah beberapa kali menyatakan putus ke pacarku tapi dia kerap kali menangis dan memohon untuk tidak di tinggalkan, aku tak tega maka dari itu saya tetap bertahan. Sampai suatu ketika dia yang memutuskan hubungan kami dan parahnya aku telah benar-benar jatuh cinta kepadanya." singkat cerita Hendra kepadaku.

Kami duduk bersila di depan TV menonton tayangan DVD walaupun tidak terlalu serius untuk di tonton. Perlahan Hendra memelukku dan aku membalasnya dengan ciuman hangat. Hatiku bagaikan terbang melambung dan bahagia di perlakukan begini. Sedikit napasku tertahan merasa kebahagiaan. "Aku senang berada di sini bersamamu, menikmati waktu berdua denganmu dan aku berharap suatu saat nanti kamu bisa menjadi orang sukses" kataku, dan dia melanjutkan "semoga kita bisa tetap bersama, aku menyukaimu dan berharap kamu tidak pernah meninggalkanku." Ciumannya semakin panas dan membara dia menentengku masuk ke kamar, "oh Tuhan hatiku merasa sangat panas dadaku seakan mau meledak dia orang yang tepat untukku." gumamku dalam hati. Aku menservis dia, segala oral kulakukan demi kebahagiaan dan kesenangannya. "Boleh aku fuck kamu?" pintanya, "apapun kuberikan sayang" jawabku. "Ourgh...." erangku saat miliknya yang besar berhasil masuk. Aku mengambil posisi diatas untuk memuaskan Hendra dan dia tidak butuh waktu lama untuk mencapai klimaks. "ouh... aku mau keluar" erangan dari mulut Hendra begitu dasyat bak harimau mengaum, oh lelakiku yang tangguh meski aku tidak mencapai klimaks asal kau bahagia tidak mengapa. Malam itu aku menginap di rumahnya.

Aku tidak dapat tidur nyenyak di malam hari, Hendra kembali melanjutkan hasratnya untuk kedua kali. Betapa bahagia kurasakan. Pagi haripun dia masih menginginkanku dan kembali kulanjutkan servis yang terbaik untuknya, tetap tanpa kurasakan klimaks.

Hari-hariku tidak pernah kurasakan sepi meski tidak setiap hari bertemu tapi lewat telepon dan suara Hendra yang kudengar sudah lega rasanya. 1 minggu setelah pertemuanku dengannya aku mengajaknya untuk pergi berlibur ke Surabaya. Sempat dia menolak dengan alasan tidak ada uang untuk pergi dan aku membuat kesepakatan untuk membayar segala tiket, hotel dan makanannya. Aku bahagia akan cinta yang kudapat.

Setiba kami di Surabaya jam 09.30 pagi kami merubah rencana untuk terbang ke Bali. Hendra belum pernah ke Bali dan ini adalah liburan pertamanya, kami sempat menunggu beberapa jam di airport setelah membeli tiket dengan penerbangan jam 02.00 siang. Singkat kata tibalah kami di hotel di kawasan kuta Square. Ada sedikit kejanggalan dari sikapnya hari ini, diam dan tidak banyak bicara. Beberapa kali kucoba untuk menghiburnya dan nyatanya sia-sia. Aku bertanya "bagaimana supaya membuat hubungan kita ini berjalan lama dan bukan hubungan singkat?" jawabnya, "kamu harus menjadi seorang yang kreatif." Aku kembali senang karena Hendra kembali ceria dan dia mencumbuku mesra di kamar hotel, kemudian kami tidur.

Keesokan harinya kami pergi berkeliling bali menaiki motor yang kusewa, beberapa tempat wisata kami kunjungi. Malam hari dia ingin melihat Q-bar, gay cafe dan aku berjanji untuk membawanya dan memperlihatkan dunia gay di bali. Betapa kagetnya ketika dia memulai tingkah tebar pesonanya ke beberapa bule di sebelah, apakah dia tidak merasakan bahwa aku melihat dan ada di sebelahnya? Kutepiskan segala perasaan negatifku terhadapnya. "Bisakah kau ke atas sebentar dan tinggalkan aku?" Jawabnya, agak bingung akan permintaannya namun ku luluskan permintaannya. Di ruangan atas kurasakan ketidak nyamanan, aku merasa hening dan kesepian meski musik berdentang keras, 5 menit, 10 menit, 15 menit aku memutuskan untuk segera turun dan menemui Hendraku yang tercinta dan kagetnya diriku melihat dia sedang berduaan dengan seorang bule. Aku keluar dari cafe tersebut, dia tidak melihatku, oh Tuhan apa yang harus kulakukan haruskah kutinggalkan dia sendiri disini dan kembali ke hotel? Tidak, aku pergi ke Bali berdua dan pulang ke Jakarta pun harus berdua. Aku memutuskan untuk masuk. "Hai" aku duduk kembali ke meja kami dan menyapa Hendra. Dia agak kaget, "kenapa cepat kau kembali, dia ingin mengajakku ke hotelnya." Aku merasa hatiku di iris-iris dan sangat kecewa, tidak mengapa sampai saat ini kita belum berkomitmen. Hendra membatalkan kelanjutan pembicaannya dengan si bule dan memutuskan untuk kembali ke hotel tempat kami. Dia memilih bungkam semalaman sampai esok pagi kami harus kembali ke Jakarta.

Beberapa hari setelah di Jakarta aku menelepon Hendra di sore hari "Tolong jangan hubungi aku, menelepon ataupun Sms sampai tanggal 10 Juni, aku harus pergi ke Bandung urusan pekerjaan." Oh Tuhan berarti aku harus menyepi tanpa bertemu ataupun mendengar suaranya. Sedih, kaget segala perasaan bercampur. " Mengapa?" Tanyaku, dan jawaban terakhirnya "tunggu tanggal 10 Juni akan ku jelaskan."

Waktu yang hampa menderaku, pernah kucoba Sms dia dan bertanya alasannya yang tidak masuk akal, jawabannya adalah bahwa aku seorang yang possesif. Aku sedih mendengarnya, kucoba bertahan dan sabar menanti sampai bulan depan tiba.

Tanggal 10 Juni sore hari aku memutuskan untuk meneleponnya menuntut jawaban pasti atas sikapnya. "tidak sekarang lewat telepon saya akan menjawab kamu tapi lewat email, tidak enak bicara langsung." Keesokan hari kudapatkan jawaban yang menyakitkan dan sangatlah klise dari Hendra, "maafkan saya yang tidak bisa berbohong, saya bukan orang munafik, selama kamu tidak menghubungi saya ada orang lain yang telah masuk ke dalam kehidupan saya. Adikku telah selesai dengan pendidikannya dan sekarang dia tinggal bersamaku, so maaf kamu tidak bisa datang ke rumahku lagi." Aku telah berkorban demi cinta, apa yang kulakukan selama ini adalah atas nama Cinta. Dan kata-kata terakhir dariku untuk Hendra adalah, "aku mencintai seseorang dan terus berjuang demi kelanjutan cinta. Tapi ada kalanya aku harus berhenti menyayangi seseorang apabila orang tersebut tidak pantas untuk di sayang"

Aku tahu dan kemudian tersadar bahwa dia bukanlah orang yang baik, 2 bulan kemudian ketika aku masuk ke room chatting aku bertemu lagi dengannya. Dia yang duluan menghampiriku, walau sudah lama tidak berjumpa namun sudah kucurigai bahwa orang ini adalah Hendra. Kutanya tinggal dengan siapa dan siapa mantan pacarnya namun dia tidak pernah menyebutkan bahwa saya adalah orang yang pernah dekat dengannya. Mantan pacarnya orang Bandung. Ku ketahui bahwa selama saya bersamanya dia sudah bermain api dan sedang berpacaran dengan lelaki asal Bandung. Tuhan salahkah aku ini, tidak layakkah aku untuk dia, apakah kekurangan yang dimiliki olehku, aku sudah berkorban dan kesedihanlah yang kudapatkan.

Kamis, 15 April 2010

Hubungan Seks Pertama


Cerita ini merupakan pengalaman seks aku yang pertama kalinya dengan seorang anak laki-laki. Dulu saat aku kelas 1 SMA, aku mempunyai banyak teman, dari yang lebih tua sampai yang lebih muda umurnya. Aku mempunyai seorang teman yang bernama Andi, entah kenapa aku sangat tertarik kepadanya. Memang sejak aku SMP aku suka sekali onani sampai klimaks. Dan Andi pun menceritakan bahwa hingga sekarang pun dia suka onani (setiap kali kalau sedang mandi, katanya). Kami berteman cukup lama. Dan aku selalu menyimpan perasaan suka itu.

Awal mulanya begini, kami berdua masuk suatu organisasi (bukan organisasi terlarang), dan diadakan acara di sekolah, kami semua menginap di sekolah. Acara itu diadakan pada sore hari. Dan pada saat mau tidur, aku dan Andi tidak bisa tidur. Kami ngobrol dan bercanda di ruangan sebelah yang agak jauh dari ruang tidur anak-anak yang lainnya. Entah kenapa benda panjang milikku waktu itu berdiri tegak terus. Andi pun menanyakan apa yang kupikirkan sehingga kemaluanku berdiri tegak. Dia pun merabanya, walaupun aku masih mengenakan baju lengkap. Aku juga meraba rudalnya yang masih terbungkus celana pendeknya. Pada saat itu aku tidak sadar bahwa Andi pun adalah seorang gay. Dia pun memulai perbincangan tentang seks dan lainnya. Dia meminta agar aku memperlihatkan benda panjangku yang berdiri tegak itu kepadanya. Dan anehnya, aku menuruti kemauannya.

Di ruangan yang gelap itu, aku pun membuka bajuku satu-persatu, mulai dari kaos dan celana pendekku. Dan Andi pun mulai membuka semua pakaiannya dan ternyata ia sudah telanjang bulat dengan batang kemaluan yang setengah tegang. Bulu kemaluannya waktu itu sudah terlihat mulai lebat. Saat itu aku belum membuka celana dalamku, dan batang kejantananku sudah berdiri sangat tegaknya karena ditambahnya pemandangan tubuh telanjang Andi.

Lalu Andi pun membatuku membukakan celana dalamku. Dia berlutut di depan batangku yang mengeras. Andi sedikit tertawa melihat ke arah batang kejantananku, karena ia tidak melihat adanya bulu kemaluan di sekitar benda pusakaku, karena memang kemarin harinya aku sengaja mencukurnya sampai habis. Dengan demikian terlihatlah batang kejantananku yang besar. Berdiri tegak dengan sempurna sampai sedikit berdenyut. Memang saat itu yang lebih bergairah adalah Andi, karena aku sengaja diam saja untuk melihat reaksinya. Ternyata sadis sekali pemandangan itu.

Lalu ia pun langsung menyuruhku duduk di kursi dan ia pun mengulum batang kejantananku, dan wah.. nikmat sekali. Andi memainkan senjataku dengan lidahnya di dalam mulutnya dan semakin nikmat aku merasakannya. Disedotnya burungku dengan kuatnya, dan aku hanya bisa terpejam merasakan nikmatnya kuluman Andi. Kurang lebih 15 menit kemaluanku dimainkan Andi. Aku pun merasakan bahwa aku akan mencapai puncaknya. Lalu Andi mengeluarkan batang kejantananku dari mulutnya dan ia mengocok kembali rudalku dengan tangannya dan, "Crrott.. crott..!" keluarlah cairan putih kental dari dalam kemaluanku dan aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Ternyata Andi tidak puas begitu saja. Ia menjilati seluruh spermaku yang tumpah ke perut dan dadaku serta ia juga menciumi aku sehingga kami saling bercumbu dengan posisi Andi duduk di pangkuanku. Aku pun hanya pasrah dan menuruti saja apa yang Andi mau. Lalu ia menyuruhku berdiri dan telungkup di atas meja. Ternyata ia mulai memasukkan kemaluannya yang lumayan besar itu ke dalam anusku.

Awalnya aku merasa sakit karena ada benda sebesar itu masuk ke lubang anusku yang sempit. Tapi perlahan-lahan rasa sakit itu hilang, dan Andi pun mulai beraksi setelah masuk semua batang kejantanannya ke dalam anusku. Aku pun merasakan ada yang mengalir di dalam anusku, dan ternyata itu adalah spermanya Andi.

Setelah kami berdua merasa lelah, kami pun menyudahi permainan nikmat itu. Aku mulai memakaikan baju ke Andi karena ia sudah kelihatan sangat lelah. Setelah itu Andi pun memakaikan aku baju. Pertama kaosku, eh ternyata dia tidak langsung memakaikan aku celana dalam, yang kulihat dia malah mengulum kemaluanku yang sudah lemas tadi sampai mulai berdiri tegak kembali. Melihat hal itu aku membiarkan saja, dan aku kembali mencapai puncaknya untuk kedua kalinya. Setelah itu ia baru memakaikan semua pakaianku.

Kebiasaanku tidak hanya berhenti sampai disitu saja, karena diriku sekarang sudah menjadi seorang gay yang selalu merindukan yang namanya kemaluan lelaki. Kehidupanku selanjutnya mengalami beberapa pengalaman indah seperti kejadian saat aku kelas 2 SMA. Hal serupa juga terjadi disaat organisasi kami mengadakan acara untuk liburan sekolah.

Akhirnya, saat yang kutunggu-tunggu telah tiba, yaitu liburan kenaikan kelas. Untung saja aku naik kelas 3. Dan liburan ini sangatlah lama. Pada pertengahan bulan Juli akan diadakan acara retret yang dilakukan oleh organisasiku. Acara ini berlangsung selama 3 hari 2 malam di daerah Cipanas. Karena liburan waktunya lama, jadi aku ikutan saja pergi. Seminggu sebelum keberangkatan, diadakan rapat dan semua peserta harus ikut untuk pemberitahuan apa saja yang harus dibawa saat itu. Pada rapat itu, ternyata Andi pun datang dan dia juga ternyata ikutan pergi. Dalam hati aku merasa senang sekali kalau dia itu ikutan, apalagi kalau nanti aku bisa sekamar dengan dia.

Akhirnya hari keberangkatan pun tiba, dan kami semua pergi dengan senang tanpa harus memikirkan tentang sekolah lagi. Kami tiba di tempat tujuan pada sore hari. Setelah tiba disana, kami pun beristirahat sejenak dan pembagian kamar pun dimulai. Dimana peserta yang hadir ada 30 orang dan satu kamar hanya diisi 3 orang saja (supaya kalau mau tidur tidak berisik).

Dengan rasa gembira, ternyata aku sekamar dengan Andi dan dia terlihat gembira juga. Teman kami yang satunya bernama Johan. Dia juga sekelas dengan Andi pada satu sekolah. Acara demi acara kami lalui bersama, dan tibalah untuk tidur malam. Akhirnya semua peserta pun masuk ke kamarnya masing-masing dan menguncinya.

Pada malam itu, aku, Andi, dan Johan tidak bisa tidur. Kami hanya mengabiskan waktu dengan bermain kartu, bercanda dan ngobrol agar kami bisa tidur nantinya. Memang kata Andi kalau Johan ini suka ngomong yang seenaknya, tapi selalu benar, alias suka ceplas-ceplos saja. Aku dan Andi agak sedikit jengkel dibuatnya, tapi kami tidak bisa marah, masalahnya Johan ini orangnya lucu. Maka aku dan Andi sepakat untuk ngerjain dia (bukan sampai ke hal yang gituan lho..).

Kami pun menjalankan rencana kami berdua. Karena Andi badannya lebih besar dari Johan dan aku, makanya aku suruh dia untuk memegangi Johan. Aku mengelitiki dia sampai kelelahan ketawa dan minta ampun ke kami berdua. Karena melihat sudah lemas karena kebanyakan ketawa, Andi pun menyuruhku menelanjanginya dan Johan hanya bisa berontak, tapi apa daya. Lalu dengan cepat aku menelanjangi Johan sampai tidak ada satu benang pun menempel di badannya. Maka dari itu terlihatlah badan Johan yang kecil, putih dan agak kurus itu, juga terlihat batang kemaluan yang kecil dan masih dalam kondisi tidur. Aku pun gantian memegangi Johan dengan Andi.

Yang kulihat justru Andi membuka semua bajunya sampai telanjang, aku sih hanya diam saja, karena aku tahu apa maksudnya dan juga aku melihat batang kemaluan Andi yang mulai tegang. Namun Johan tidak tahu bahwa Andi sudah telanjang, karena wajahnya kututupi dengan bantal. Andi pun mulai membelai-belai lembut batang kemaluan Johan, dan dengan seketika menjadi tegang rudal putihnya. Aku yang melihatnya menjadi sangat bernafsu, karena tidak ada satu bulu kemaluan pun terlihat (belum tumbuh) dan aku merasa bahwa senjata rahasiaku mulai bergerak semakin besar. Andi pun langsung menciumi Johan, mulai dari mulutnya dan terus ke seluruh badannya dan terlihat Johan sangat menikmatinya.

Setelah terlihat mulai tidak berontak, aku pun melepas peganganku. Aku duduk sejenak melihat aksi Andi. Ternyata aku tidak tahan lagi, dan aku buka semua pakaianku sampai aku telanjang bulat juga. Batang kemaluanku sudah tegang dari tadi dan sudah sangat keras. Saat itu aku mencukur seluruh bulu kemaluanku sehingga terlihat licin, sekilas terlihat sama dengan kepunyaan Johan.

Aku pun ikut dalam permainan tersebut. Johan pun kami berdirikan, Andi dan aku terus menciumi Johan dan merabanya sampai dia merasa nikmat. Andi mulai mengarahkan batang kejantanannya untuk dimasukkan ke dalam anus Johan, dan aku mulai mengulum rudal putihnya. Akhirnya Andi pun mencapai orgasmenya setelah terus mengocok batang kejantanannya di dalam anus Johan. Dan tumpahlah air mani Andi ke dalam anus Johan. Karena aku melihat bahwa Johan akan sampai pada orgasmenya, aku berhenti mengulum batang rudalnya. Andi pun mulai mengeluarkan batangnya yang mulai lemas dari anus Johan. Batang kemaluan Johan kutuntun untuk masuk ke dalam anusku. Dan Andi pun mengulum batang kemaluanku dengan nafsunya.

Coba bayangkan, batang kemaluanku dikulum dan Johan mnyodomiku, kenikmatannya sudah tidak terbayangkan lagi. Akhirnya semua badanku mengejang dan sepertinya sudah mau keluar. Bersamaan dengan itu, air mani Johan pun tumpah ke dalam anusku. Dan selang waktu yang tidak lama, maniku pun keluar membasahi wajah dan mulut Andi. Wow.. luar biasa deh enaknya. Sampai-sampai aku tidak kuat berdiri lagi.

Lalu pelan-pelan batang kejantanan Johan mulai dikeluarkan, dan Andi pun mulai membersihkan semua maniku yang tumpah ke wajahnya dan sedikit ke badanku. Aku pun hanya bisa tiduran di lantai karena merasa sudah sangat lelah. Karena Johan merasa tidak terima perbuatanku terhadapnya, maka dia langsung mencium aku dengan nafsu dan kubiarkan saja badanku diciumi Johan yang juga diikuti Andi. Aku hanya diam saja, hingga mereka berdua puas bermain dengan badan dan batang kemaluanku. Batang kejantananku yang tadinya mulai melemas, mereka paksa untuk berdiri tegak lagi. Dan yang kulihat, kemaluan mereka berdua mulai berdiri juga.

Aku pun mulai mengulum rudalnya Andi, dan akhirnya kami saling mengulum rudal teman. Entah setan apa yang ada, Andi langsung memasukkan kembali batang kejantanannya ke anusku, dan terpaksa batang kejantananku juga kumasukkan ke anus Johan, sehingga kami saling menyodomi. Tanganku mulai mengocok batang kejantanan Johan yang lebih kecil dari milik kami berdua. Merasakan bahwa batang kejantanan Andi dikeluarkan dari anusku, aku pun ikut mengeluarkan rudalku dari anus Johan. Kami bertiga saling berpelukan dan mengocok kemaluan yang lainnya. Akhirnya kami sampai pada klimaksnya, dan air mani kami bertiga membasahi seluruh tubuh kami. Dan saat itu kami saling berciuman.

Untung saja kamar mandinya ada di dalam kamar, sehingga kami tidak perlu keluar dengan keadaan badan penuh sperma dan sedikit lengket gitu. Soalnya kalau ketahuan bisa celaka.

Kami bertiga pun saling membersihkan badan kami dari air mani yang menempel di badan kami. Kami saling mengelap badan kami dari wajah sampai kaki dan tidak lupa kemaluan kami. Tapi apa daya, merasakan batang kemaluan kami masing-masing dielus-elus teman, maka berdiri lagi lah kemaluan kami. Dan kami saling tertawa melihat kemaluan masing-masing yang sedang berdiri tegang. Tapi kami tidak saling berhubungan badan lagi, karena sudah merasa sangat lelah setelah 2 kali klimaks.

Akhirnya kami pun pergi tidur dan istirahat. Dan kami bertiga putuskan untuk tidur tanpa busana. Kami bertiga tidur saling berpelukan dengan Johan berada di tengah-tengah dan saling memegang kemaluan yang lainnya.

Kamis, 01 April 2010

Uniform Mania

Ceritanya berawal pada ketika saya mulai menginjak SMA, mulai saat itu saya sangat suka sekali atau istilahnya terangsang sekali dengan orang yang berseragam. Saya tidak tahu kenapa tapi itulah kenyataannya. Baik itu dengan sesama teman sekolah, satpam, orang kantor berdasi, militer atau bahkan polisi dll.. (asal jangan hansip saja, he, he, he..)

Semasa remaja saya pun mengalami seperti remaja remaja ibukota lainnya yaitu berpacaran dengan gadis-gadis satu sekolah dan itu berlanjut sampai saya kuliah. Tapi di balik rasa suka dengan wanita, tidak tahu aneh atau apa, saya pun suka dengan sosok pria, apalagi yang memakai seragam terutama sosok polisi yang gagah dengan kemeja dinasnya, walaupun tidak perlu berbadan atletis ataupun kekar seperti binaragawan pada umumnya. Saya suka yang bersifat kebapakan, perut agak gendut pun tidak bermasalah bagi saya. Apalagi memiliki kumis atau brewok tipis. Saya tidak tahan membayangkannya! Sampai sekarang saya tidak bisa habis membayangkan kalau saja barang saya dimainkan oleh (misalnya saja) seorang polisi yang lengkap sedang memakai seragam dinasnya. Uaah..

Dan cerita yang akan saya tuliskan ini benar benar berawal dari Masa pertemuan saya dengan seorang Om yang benar-benar membangkitkan libido saya, begini ceritanya..

Suatu hari di salah satu mall yang ada di Jakarta, seperti bisaanya sehabis pekan atau Sabtu, ketika saya sedang off kerja, saya menyempatkan diri mampir ke mall tersebut dengan maksud hanya berjalan-jalan. Lalu ketika saya sempat menyantap restoran fast food yang ada disana plus minum, seperti bisaa ada keinginan untuk membuang air kecil di WC yang letaknya tidak jauh dari situ. Dan sayapun kesana untuk segera melakukan itu. Di tengah-tengah saya sedang membuang air kecil, tanpa saya sadari ada satu sosok pria yang juga sedang kencing sedang memperhatikan saya dan kemaluan saya. Dan sosok itu tepat berdiri di samping saya. Dengan rasa ragu dan takut, ya karena belum pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya, sayapun tidak berani berlama-lama di WC tersebut. Setelah mencuci tangan dan muka, sayapun keluar.

Ternyata dugaan saya benar, pria tersebut yang lumayan sudah agak tua (mungkin sekitar 60 tahun umurnya dan saya pada waktu itu berumur 20 tahun) mengikuti langkah saya kemanapun saya pergi. Akhirnya setelah diikuti beberapa menit olehnya, sayapun ingin berlari karena rasa takut mungkin ingin dirampok atau dipalak dan semacamnya. Ternyata pria itu tidak kuat untuk mengejar saya dan memanggil saya dari kejauhan.
"Dik, tolong saya!", katanya lumayan kencang.
Saya bingung bercampur heran, lalu rasa kemanusiaan saya membuat saya untuk mendekatinya dan bertanya.
"Kenapa Om ikutin saya terus sih?"
Dengan tanpa rasa basa basi dia langsung menjawab, "Karena saya suka kamu!".
Saya bingung hampir tidak percaya. Lalu dia mengajak saya untuk berjalan-jalan di mall tersebut sembari ngobrol kesana kemari, baik tentang hobi, wanita, olahraga bahkan games. Sepertinya dia mengerti segalanya tentang kegiatan yang ada di dunia ini.

Tidak lama kita berjalan akhirnya dia berhenti di salah satu toko yang berukuran lumayan besar. Saya bingung dan akhirnya dia mengatakan kalo ini adalah toko miliknya. Sayapun mengangguk dan diajak Masuk serta diperkenalkan dengan semua anak buahnya yang ada di tokonya tersebut. Diapun menyuruh saya duduk di bagian dalam dan dia mengambil sepasang gelas berisikan air putih. Diapun duduk di samping saya dan kembali bercerita kalau dia sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Saya pun bingung dan bertanya mengapa kalau sudah punya keluarga apalagi anak, kok menyukai saya.
Diapun tersenyum dan menjawab, "Siapa yang suka kamu?".
Hening sesaat dan kembali menyambung pembicaraannya, "Saya suka kontol kamu!"
Bagaikan disambar petir saya kaget dan diapun tau akan reaksi saya dan kembali berbicara.
"Tenang, dulu sayapun begitu, tapi setelah bertambahnya umur saya menyadari kalau diri saya biseks, suka wanita, juga suka pria, seperti kamu!".
Saya bingung dan kembali bertanya bahwa tahu darimana dia tentang diri saya karena ini baru pertama kalinya kami bertemu.
Dia kembali menjawab, "Saya bisa melihat orang dari fisiknya apalagi matanya, gak mungkin bohong!"
Sayapun menunduk malu dan berkata, "Iya Om, tapi sumpah sampai detik ini saya belum pernah sekalipun bermain apalagi bercinta dengan wanita apalagi pria, takut kena penyakit".
Dia pun tertawa mendengarnya.
Dan dia menyambung, "Besok jam 8 pagi tepat datanglah kemari, Om akan tunggu kamu di sini."
"Saya akan membuatmu merasakan nikmatnya surga dunia!" Sayapun mengangguk tanda setuju dan setelah beberapa menit kita mengobrol sayapun pamit untuk pulang.

"Tepat jam 8 pagi? Apa sudah buka mall sepagi itu?", pikirku.
Ah tanpa banyak pikiran, saya pun melacu kencang motor saya untuk sampai di mall tersebut. Setelah memarkir motor yang memang Masih benar-benar sepi di perparkiran itu. Saya beranjak turun dan Masuk dari pintu Masuk yang memang Masih gelap tapi sudah dibuka. Akhirnya saya sudah tiba di tokonya yang memang ternyata Om yang bernama Peter ini sudah gelisah menunggu saya dari tadi.
"Kok lama?" tanyanya.
"Enggak lah Om, baru jam 8 lewat 5!"
Tanpa basa basi lagi saya ditarik Masuk lalu dikuncinya toko yang berpintu kaca itu dari luar kemudian digiringnya saya ke pojok toko yang berbentuk L itu sehingga orang manapun tidak dapat melihat apa yang akan kami lakukan didalam dari luar.

Wah, pagi ini Om Peter keliatan gagah disbanding kemarin yang Cuma memakai T-shirt. Pagi ini ia memakai kemeja putih tangan pendek dibalut dengan singlet didalamnya serta celana bahan warna coklat tua. Keren sekali menurut saya karena di umurnya yang sudah lebih dari setengah abad, ia masih nampak gagah. Ia mendorongkan tubuh saya ke pojok yang paling pojok dengan kemudian menciumi leher saya dan mulai membuka kancing kemeja saya satu persatu sampai TELANJANG DADA kemudian menjilati puting saya, aahh.. Saya menggelinjang. Saya pun bertanya bahwa saya mau diapakan. Om Peter menjawab, "Kubawa melayang jauh ke awan!" Saya pun terdiam karena rasa enak karena dijilat dan dipegang-pegang oleh tangannya yang macho membuat semua dunia terasa berputar dan tanpa terasa batang sudah mengeras ke puncaknya.

Tanpa basa basi Om Peter seperti sudah merasakan adanya tegangan tinggi dalam diri saya, dia pun membuka retsleting celana saya, membuka ban pinggang serta langsung menelanjangi diri saya bulat-bulat. Dan untuk pertama kalinya saya telanjang bulat di depan seorang pria yang baru saya kenal. Saya pun pasrah, rasa enak dan nikmat mengalahkan akal sehat. Dia pun membuka kemeja putihnya satupersatu singlet seksi yang ternyata merk Rider itu dibiarkan dipakai, lalu dibukanya celana panjang serta CD miliknya, ternyata batangnya tidak begitu keras, mungkin karena faktor usia menentukan, tapi besar sekali dengan bulu yang tercukur rapi seperti saya punya. Saya suka pria seperti Om Peter, dari lekuk tubuhnya dapat diketahui bahwa pada mudanya ia pasti gagah, bentuk tubuhnya yang tinggi besar, tapi perutnya agak sedikit membuncit, pasti karena factor usia juga. Ada sedikit kumis dan brewok tipis yang baru tercukur rapi.

Dia dengan ganasnya menciumi semua tubuh saya dan kemudian saya disuruh tiduran di lantai dengan matras tipis yang memang sengaja ia sediakan sebelumnya. Kembali ia menciumi tapi kali ini ia mulai memainkan tangan kokohnya ke bagian paling sensitive di tubuh gua, rasa enak bercampur geli kembali menyatu dalam diri gua. Gua pasrah pagi ini, sangat pasrah sekali. Mau apapun gua kasih dah, begitu pikir gua. Tangan kanannya mulai mengocok pelan kencang pelan kencang. Sepertinya Om Peter sudah ahli dalam menciumi menjilat dan memainkan tangannya. Ah, betapa bahagia istrinya yang mendampinginya selama ini, ia pasti diberikan nikmat surga dunia seperti yang diberikannya kepada saya.

Setelah puas mengocok turun naik kemudian giliran mulutnya ingin menghisap.
"Lu bener bersih kan?"
"Kalo Om ga percaya kenapa Om ajak saya? Gua sumpah Om, lu kira gua juga mau sembarangan!" kata gua sedikit marah.
"He he he lu jangan marah, gua juga tau dari pertama kali gua liat elu. Elu pasti anak baek-baek!", ujarnya sambil tersenyum.
Ia pun meneruskan permainan menjelajah yang hebat dengan memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya dan dikulumnya. aahh.. Rasa apa ini? Tanyaku. Rasa enak bercampur geli bercampur menjadi satu, lebih nikmat dari segala apa yang ada di dunia.

Saya menggelinjang ke kanan ke kiri. Tapi Om Peter dengan lihainya meng-ORAL sehingga benar benar nikmat surga dunia yang gua rasakan. Sampai akhirnya waktu tanpa terasa sudah jam 9 kurang 15.
"Om sudah mau jam 9 nih, entar karyawan Om pada datang lagi."
"Tenang, ini senjata gua paling terakhir!"
Dia menekan-nekan titik titik dalam tubuh saya, entah kenapa rasa yang saya rasakan jauh lebih nikmat dari sebelumnya, dan dalam waktu yang singkat serta dalam tempo yang sependek-pendeknya.
"Om saya sudah ga tahaan nih, mau keluar..!!"
"Iya kluarin aja, gua siap!" katanya.
Aahh.. Gua bener bener mau kluar dan dengan sigap dia langsung menganga. lava putih hangat memuncrat ke dalam rongga mulut Om Peter, ditelannya habis tanpa sisa begitu juga sisa lava yang menempel di kepala batangku dijilatnya sampai habis. Wah, memang benar-benar nikmat pagi ini. Terima kasih Om Peter, kataku.

"Lho, Om Peter sendiri engga mau dikluarin, Om?", tanyaku.
"Enggak perlu! Untuk orang seumur Om, lebih enak membuat orang keluar, he he".
Dia pun kembali memakai celana dalam, celana panjang serta kemeja putihnya dan merapikan semua seperti seolah tidak terjadi apaapa di dalam toko ini. Saya pun juga ikut memakai semua dan merapikan baju dan celana saya. Kita pun mengobrol sampai akhirnya jam 9.30 karyawan Om Peter berdatangan. Dan akhirnya saya pun pamit pergi.

Tapi sebelum berpamitan, saya berjanji untuk datang sesering mungkin 'menjenguk' Om Peter. Ada satu nasehat berharga dari Om Peter yang engga bakal saya lupain selamanya.
"Dik, kita begini karena nasib atau takdir kita, jangan menyesal untuk menjadi seorang biseks, kita harus bangga dengan apa yang kita miliki, tapi satu hal, elu juga musti kawin dan punya keturunan".

Mulai saat itu kami sering berhubungan mungkin seminggu sekali karena jadwal kerja saya yang padat tapi selalu tepat jam 8 atau mungkin lebih pagi dan tentunya Om Peter lebih jago memainkan tangan dan mulutnya. Dia tidak keberatan saya menjadi seorang pasif. Dia lebih senang akan itu, tapi sekarang Om Peter telah meninggal dunia karena sakit tuanya. Tepatnya 2 tahun yang lalu dia meninggalkan saya untuk selama-lamanya.

Sejak saat itu tidak ada satu orang pria pun yang dapat menggantikan kedudukan Om Peterku tercinta. Barangkali diantara pembaca ada yang berminat untuk berkenalan atau sesuai dengan persyaratan yang saya inginkan, jangan segan untuk kirim email ke alamat saya seragam123@yahoo.co.uk, setiap mail yang masuk pasti akan saya balas, terima kasih atas perhatiannya.

Pembaca yang budiman, saya tidak menyesal walaupun saya seorang biseks, karena tidak semua orang memiliki 2 sifat sekaligus, betul gak pembaca?

Akhirnya, selamat jalan Om Peter..
 

Sample text

Sample Text


ShoutMix chat widget

Sample Text