Social Icons

Selasa, 29 Maret 2011

kenikmatan pertamaku


Aku sedih karena orangtuaku harus pindah ke Padang dan aku harus ikut mereka, tetapi bagiku itu tidak masalah karena aku baru saja tamat sekolah jadi melanjutkan kuliahnya ya.. langsung saja mendaftar di Padang. Satu minggu, satu bulan sudah berlalu aku telah melewati hari-hariku yang serasa hambar tanpa ada suatu kesan yang berarti bagiku.

Kuliah mulai berjalan dan aku sibuk dengan belajarku, aku mulai kenali internet, dan aku mulai nakal dengan situs-situs panas dan tidak tinggal dengan situs-situs gay, namun aku lebih sering membuka site gay, entah kenapa aku lebih senang melihat bagian-bagian yang aku juga punya sendiri. Setahun berlalu aku tetap dengan kesibukanku, yaitu situs-situs gay.

Suatu hari aku ke warnet (maklum kalau mau buka yang gitu aku takut ketahuan sama orangtua) tempat langgananku, aku membuka situs gay. Entah apa yang merasuki jantungku, apakah kerena sering buka situs gay, aku lebih suka memandangi pria di bagian paha dan selangkangannya, entahlah. Sebelum aku mengambil tempatku, di koputer sebelah telah ada seorang pria dengan wajah bersih, tampan dan berbadan kekar. Waktu itu dia memakai pakaian yang serba ketat dan aku pun jadi terpesona dan aku sempat berhenti memperhatikan badannya begitu lewat di depannya.

"Ah.., Abang ini bikin jangtungku berdebar saja..! Oh Tuhan, mengapa jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya..? Apakah yang akan terjadi..?" pikirku dalam hati.

Aku sengajakan untuk berdiri sebelum duduk dan kupandangi dia sesaat, dia pun melirikku cepat dan agak lama, jantungku tambah kencang. Oh my God, dan aku segera duduk, tidak ketinggalan juga melirik site yang sedang dibukannya, tambah terkejut aku begitu melihat situs yang dibukannya, ternyata yang sedang dibuka juga situs kegemaranku.

"Kebetulan nich.. ternyata kita sama.." kataku dalam hati.

Aku mulai membuka kagemaranku, dan tidak kusadari ternyata dia memperhatikanku sejak tadi. Begitu aku iseng melihat ke arah dia, dia pun senyum kepadaku. Aku balas senyumnya dan aku terpaku tunduk. Keluar dari warnet aku duduk di bangku halte sejenak menghilangkan kejenuhanku di depan komputer. Tidak kusadari telah duduk seorang berbadan besar di sampingku, begitu kulihat, ternyata wts (warga tetangga sebelah) di warnet tadi.

"Ops.., ternyata dia lagi.." kata hatiku terkejut.

Aku sengaja untuk duduk lebih lama, walaupun angkot jurusan rumahku sudah berulang-ulang kali lewat.

Sudah begitu lama, dia pun menanyakan waktu kepadaku, "Maaf Dek.., sekarang jam berapa yaa..?"

Kulirik jam tanganku dan kusebutkan waktu saat itu, dan seterusnya dia mulai lagi berbicara.

"Adik yang duduk di sebelahku tadi kan..?" tanyanya, aku pun gugup, "Di Warnet itu kan..? "katanya lagi, aku pun membalas dengan mengangguk.

Dia mengulurkan tangan, "Rio..(nama samaran)"

Kusambut tangannya dan kusebut namaku. Sesaat kami sudah seperti orang yang sudah berkenalan seribu tahun, lalu tak sadar percakapan pun sampai-sampai ke arah ngesex.

Aku kasih isyarat ke dia, "Bang.., ini di jalan umum.. nggak enak membicarakan itu.." kataku.

Mendengar kata-kata tersebut dariku, langsung saja dia mengajakku untuk serius membicarakan hal itu.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita bicarakan di tempat yang sepi, oke..?"

"Di mana..?" tanyaku balik.

Dia diam dan menarik tanganku entah dibawa kemana. Kini aku tahu dia membawaku ke rumahnya.

"Eh.., ngomong donk kalo mau bawa ke rumahmu..!" sahutku sewot sesampai di rumahnya yang tidak begitu jauh dari warnet.

Aku dipersilakan masuk kamarnya sejenak, kupandangi dindingnya yang penuh dengan gambar-gambar poster binaragawan, tidak ketinggalan gambarnya Ade Ray yang lagi ngangkang. Aku terhanyut melihat gambar yang satu itu, tepatnya begitu melihat yang menonjol di balik celana dalam merah Ade Ray yang begitu besar.

"Ayo duduk sini, nih aku bawakan sirup dan kueh..!"

Aku tidak menghiraukan, kerena masih senang dengan gambar itu. Ditariknya tanganku dan aku terjatuh di pangkuannya.

"Ah.. kalo manggil itu baik-baik donk..!"

Jantungku kembali berdetak cepat setelah sadar aku jatuh dan terduduk di atas pahanya yang besar.

"Abang mau jadi binaragawan yaa..?" kataku seraya mengendurkan suasana hatiku.

"Emangnya kenapa..?" dia balik bertanya.

"Iya habis banyak gambar binaragawan di sini.."

"Alat-alat fitnes juga ada.." katanya.

"Dimana..?" kataku hendak bangkit, tetapi secepat kilat dia kembali menarikku jatuh di pangkuannya.

"Nanti aja, sekarang kita lanjutin cerita yang tadi."

"Yang mana..?" tanyaku belagak bodoh, dia mulai cerita hot-nya dan diskusi denganku denganposisi aku tetap di atas pahanya.

Sesaat kusadari tangannya mulai meraba-raba pahaku dan berhenti di tengah selangkanganku, aku tetap diam seolah memberikan isyarat 'iya' kepadanya.

"Iyak pas banget.. remes tuh kontolku..!" kataku dalam hati.

Dia terus bercerita, dan kusadari dia mulai meremas dan kemudian membuka resleting celanaku. Aku tetap diam sambil menyembunyikan perasaanku kalau aku sudah horny dari saat dia memulai ceritanya. Kurasakan elusan tangannya di atas batangku dan aku tidak dapat lagi menahan gerakan tangannya yang mencoba mengeluarkan batangku yang setengah berdiri dari sarangnya. Kubiarkan dia bekerja sambil terus memandangi dinding yang penuh gambar menggodaku tersebut, namun juga kurasakan barangnya mulai mengeras dan mendesak tempat dudukku. Dicapainya bibirku dan mulai dia memainkan lidahnya di bibirku.

"Oh.. hangatnya bibirnya dan enak sekali rasanya.." hatiku berkata, yang mana ini belum pernah kurasakan, aku terhanyut.

Begitu lama dia mengulum bibirku dan dia merubah posisi dengan merebahkanku di lantai dengan terus menciumiku. Kali ini dia lebih ligat beraksi, kurasakan seluruh rongga mulutku sudah dijelajahi dengan lidahnya, namun terasa enak sekali dan aku menikmatinya. Tangannya meraba-raba seluruh tubuhku dan mulai membuka ikat pinggangku, lalu melucuti baju dengan terus mulut kami berdekatan.

"Oh nikmat sekali, belum pernah aku merasakan begini.." hatiku berkata lagi.

Kubiarkan dia terus beraksi, sesaat dilepaskannya bibirku kerena dia akan membuka celanaku. Tetap saja kubiarkan sambil menunggu aksi selanjutnya dari dia. Kulihat dia telah bugil di depanku, oh ternyata kami sudah sama-sama bugil. Kembali dia melanjutkan aksinya mencium bibirku, kurasakan batang kejantanannya sudah menegak di atas perutku. Kini dia tidak hanya menyium bibirku saja, melainkan mulai menjalar ke leherku dan berhenti di punting susuku. Aku mengeliat kerena geli akibat dia memainkan lidahnya.

Kini dia telah sampai di pusarku, aku mengeliat lebih keras kerena merasa geli dan sedikit mengeluarkan erangan yang merangsang. Sampai sudah dia di puncak batangku yang sudah menegang dari awal aksinya.

"Akhh.. ehh.." eranganku begitu kurasa nikmat sekali di batangku.

Kuangkat kepalaku, ternyata dia telah menelan habis batang kemaluanku.

"Ahh.. hmm.." kujatuhkan kembali kepalaku dan menikmati sedotannya yang begitu kuat.

Aku mulai menggeliat lebih kencang kerena batangku yang sudah sangat mengeras mulai dihisapnya dengan gerakannya yang menaikkan menurunkan kepalanya. Kurasakan semakin kencang gerakannya dan sedotannya semakin kuat, aku tak dapat lagi menahan.

"Crott.. crott.. crit.." spermaku menyemprot tenggorokannya dan kurasakan hisapannya semakin kuat, seakan-akan tidak dapat dilepaskan.

Badanku lemas penuh keringat setelah seluruh tulangku mengejang dengan hebat, dan terus terang baru kali ini kurasakan kenikmatan tak terhingga sampai ke ubun-ubun. Sekian lama aku telah orgasme kulihat dia terus asyik dengan batang kemaluanku yang masih errect.

"Punyamu besar yaa.." katanya.

Betapa besarnya hatiku mendengar pujiannya yang juga baru pertama kali kudengar pujian terhadap barangku yang selalu kukagumi dan kupelihara tersebut.

Kemudian dia mengambil posisi 69 dan langsung menghadapkan rudalnya ke wajahku. Aku tidak berani mengulumnya, kukocok rudal yang telah berdiri kuat di hadapanku dan kembali kurasakan kenikmatan tadi, kerena dia masih tidak mau melepaskan penisku. Capek juga mengocok batang kejantanan yang panjang ini (kira-kira 18 cm, tetapi tidak kalah dengan panjang dan kebesaranrudalku) kembali aku mengejang untuk kedua kalinya.

"Hmm.. ehmm.. hmmh.. hhmm.." kudengar erangannya, rupanya dia pun akan mulepaskan tembakannya.

"Crot.. creet.. croot.." tembakannya mengenai dadaku, kerena tubuhku lebih tinggi 20 cm darinya dan spermaku kembali membasahi rongga mulutnya.

"Inikah kenikmatan yang sering kubaca, orgasme bersamaan dari buku-buku sex yang pernah kubaca..?" kataku dalam hati.

Kami terlelap melepas kelelahan setelah berperang rudal di kamar yang remang-remang tersebut. Aku terbangun setelah jam dinding menunjukkan angka 5 sore. Kubersihkan lumuran mani yang sudah mulai mengering dan sedikit kental di dadaku, dan aku segera bergegas. Kulihat dia masih terlelap menikmati orgasmenya.

Kucari secarik kertas dan kutulis pesan, "Maafkan aku kalau pergi tanpa memberi tahu Abang, kerena hari telah sore, aku takut pulang telat kerena pulang kuliah tidak langsung ke rumah dulu. Kita ketemu lagi ya di warnet."

Aku juga meninggalkan nomor telpon rumahku.

Sampai cerita ini kutulis aku selalu merindukan kehangatan pelukan seorang teman/kasih sesama pria, kerena sejak kejadian itu kami tidak pernah lagi bertemu di warnet dan dia pun tidak pernah menelponku. Kucari ke rumah kenikmatan itu lagi, tetapi tidak kutemukan Abang Rio di sana. Hari-hariku kembali hambar, adakah penggantinya..? Aku ingin merasakan kenikmatan pertamaku tersebut.

Kamis, 24 Maret 2011

Pecinta ABG


Ini adalah pengalamanku ketika di SMU pertama kali waktu kelas 2 tahun 2000 kemarin, bercinta dengan teman-teman bahkan adik kelasku merupakan pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Hal itu benar benar luar biasa, bahkan hingga sekarang aku sudah kuliah di perguruan tinggi pun masih terbayang-bayang.

Di sini akan kuceritakan salah satu pengalaman bersama teman-teman dan adik kelasku waktu SMU dulu yang mungkin akan membuat anda pembaca pernah merasakan juga atau yang menyukai cowok yang cute, manis, dan baik. Bercinta dengan teman SMU dan adik kelas awalnya adalah hal yang dulu tidak kupikirkan sama sekali karena aku saat ini pun masih mempunyai seorang kekasih yang kusayangi atau dengan kata lain aku sebenarnya masih menyukai wanita.

Bercinta dengan cowok masih kulakukan juga tetapi sebagai just for fun saja mengingat kenikmatan yang dulu kualami juga. Hanya saja sekarang aku memang lebih menyukai yang masih duduk di bangku SMP ataupun di SMU saja jadi tidak mencari sembarangan (safety minded) karena dalam bercinta dengan mereka aku dapat lebih enjoy melihat kepolosan dan tampannya mereka dengan lebih menyenangkan. Selamat membaca!

*****

Tahun 2000 lalu Aku, Ery (samaran) merupakan siswa kelas 2 salah satu SMUN di Jakarta, berpenampilan menarik dan suka bergaul. Tentunya banyak juga teman cewek yang menyukaiku tapi aku lebih berkonsentrasi pada pelajaran walau ada juga teman wanita yang mencuri hatiku. Aku berteman akrab dengan teman sejak SMP yang masuk ke SMU yang sama yaitu Dimas dan Andrew sedang Dani kami kenal di SMU dan jadi akrab karena waktu awal masuk SMU kami yang harus dikerjai dulu oleh kakak kelas pernah dibantu Dani untuk meminjamkan handphonenya yang waktu itu tidak boleh dibawa, tapi dia nekat diam-diam dan kita pakai HP-nya untuk menelepon ke rumah Andrew karena ada tugasnya yang ketinggalan walau waktunya mepet.

Dimas orangnya rame, berkulit lumayan putih berbadan sedang dan memakai kacamata. Walau memakai kacamata dia termasuk cowok yang tampan. Andrew orangnya riang, tinggi kurus tapi tidak kurus sekali dan punya dada yang bidang, dia indo karena kakeknya berasal dari Inggris dan dia tampan, putih, kalau bibirnya yang merah itu basah pasti kelihatan cute sekali ditambah dengan mode rambutnya yang dipotong pendek mirip salah satu penyanyi boy band Blue. Karena dia indo maka putih kulitnya tidak seperti orang barat pada umumnya yang putih sekali, dia berkulit putih yang manis. Yang terakhir adalah Dani, dia juga cowok cute dan agak pendiam tetapi kalau sudah rame pasti dia bisa ikut rame juga. Di antara kami memang Andrew yang paling cute tapi kami berempat bisa dikatakan cowok-cowok yang lumayan top di sekolah karena termasuk cowok-cowok yang cute dan keren apalagi Andrew yang aktif di basket. Aku sendiri orangnya keren, berkulit sawo dan putih sedang.

Kami sudah kelas 2 SMU dan suatu siang yang panas, pulang sekolah, aku pulang bersama Dani dan mampir ke rumahnya di kawasan Jakarta. Sudah biasa aku main ke rumahnya tapi kali ini dia tiba-tiba menanyakan hal yang agak lain kepadaku di kamarnya di atas setelah kami ngobrol-ngobrol dan memutar CD audio.
"Eh, kebayang nggak lo ngentot sama Rina".
Aku tersenyum saja, "Kenapa, lo naksir sama dia?"
"Gue sempat ngeliatin dia tadi di kelas, orangnya manis juga".
Kemudian Dani mengeluarkan VCD porno dari lacinya dan dipasang di komputer. Kami jadinya malah nonton bareng. Aku dan Dani menonton berdua. Pada saat itu rumahnya tidak ada orang hanya ada 2 orang pembantu yang ada di lantai bawah. Pada adegan yang semakin panas tiba tiba Dani berkata, "Gesek-gesek yuk..!". Aku terdiam kaget karena hal itu yang juga pernah kubayangkan waktu nonton VCD porno di rumahku bersama yang lain tapi niatnya sekadar merangsang bareng dan tidak terlalu jauh.

Aku segera menyadari bahwa ia ingin kami saling menggesekan kelamin dan aku juga saat itu memang sudah terangsang. Aku mengiyakan saja dan kemudian aku dan dia berdiri ke kasurnya. Lalu kami berhadapan dan Dani mengangkat tanganku dan memelukku sambil menggesek kelaminnya di depan celanaku dan saling beradu kelamin tapi tidak sampai membuka celana. Ia pun tidak membuka celananya, kami masih memakai seragam SMU yang basah dan berkeringat. Sambil mendesah desah pelan, Dani lalu mencium badanku dan lidahnya menjilat seragamku yang berkeringat. Aku memang kalau sekolah tidak pernah memakai kaus dalam, begitu juga teman-temanku itu.
"Ry, gue suka sama cowok, lo jangan marah ya.."
Akhirnya aku sadar, memang benar kalau Dani suka sama cowok tetapi baru sekarang dia mengaku.
"Gue suka liat badan anak sekolah yang nggak pakai kaos dalem, seksi, ahh aahh aahh".
Aku juga terangsang mendengarnya. Badanku semakin berkeringat, begitu juga Dani yang tidak memakai kaos dalam. Dia menciumi ketiakku di seragam yang basah, kami akhirnya pindah ke kasur dan dia mulai membuka celana hingga celana dalamnya.

Aku melihat kelaminnya yang sudah memanjang sekitar 15 cm tapi tidak begitu besar, hanya panjang dengan bulu-bulu yang tidak terlalu banyak. Dia memintaku juga untuk membuka semua celana hingga celana dalamku, tapi aku hanya mau celana saja. Dia tidak menghiraukanku yang tidak membuka CD. Kami saling berpelukan lagi dan aku juga semakin terangsang melihat dia yang ternyata mempunyai wajah yang manis, bibir tipis dan kulit bersih hingga akhirnya dia kucium dan kukulum lidahnya, begitu juga dia membalasnya. Kubuka celana dalamku juga dan kelaminku pun sudah memanjang besar, dia semakin terangsang dan mulutnya yang manis menuju kelaminku dan menghisapnya dengan penuh nafsu. Aku semakin bernafsu juga dan awalnya aku tidak mau memasukkan kemaluan Dani ke mulutku, tapi aku menjadi lupa, setelah 5 menit dia mengulum kelaminku ganti aku yang mengulum batang kelamin dan buah kelaminnya dengan nafsu.

Bau khas kelamin remaja belasan tahun yang puber ternyata menambah nafsuku juga yang entah mengapa semakin tidak terkontrol. Dani mendesah kenikmatan. Pantatnya yang keras kuremas-remas hingga dia semakin mendesah. Waktu aku ingin membuka kemeja seragam Dani, ia menolak dan menyuruhku juga tetap memakainya. Aku mencium mulut Dani lagi sampai terasa olehku akan keluar air mani. Aku mendesah sambil melakukan masturbasi dengan anganku, lalu Dani berjongkok dan melepas tanganku yang sedang mengocok lalu ia masukkan lagi kelaminku ke dalam mulutnya hingga muncratlah seluruh air maniku di dalam mulutnya. Kulihat ia memainkan air maniku yang belepotan dengan mengeluarkan lagi dari mulutnya lalu dijilatinya di kemaluanku.

Aku lemas, tapi Dani belum keluar, ia memintaku untuk memasturbasinya sambil telentang di kasur, akupun menurutinya dan mengocok, ia mendesah kenikmatan, kupegang kemaluannya yang tidak besar tapi panjang dan sedikit sekali bulu-bulunya, ia semakin mendesah dan akhirnya muncrat hingga aku tak bisa menghindar sampai seragamku akhirnya kena dan basah oleh air mani Dani. Dani telentang di kasur, kelelahan juga. Setelah itu aku bergegas ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Dani untuk membersihkan air mani yang menempel di seragam sekolahku. Setelah keluar, Dani masih telentang dan melihat ke arahku sambil tersenyum kelelahan. Aku memakai lagi celana dalam dan celana abu-abu sekolahku.

Untuk sesaat aku terdiam lalu Dani berkata dengan kondisi kemaluannya yang sudah lemas dan basah oleh air mani di kasurnya sambil duduk.
"Ry, gue sebetulnya pernah beginian juga sama Andrew dan Dimas, lo aja yang tidak pernah kita ajakin soalnya gue takut Andrew dan Dimas marah sama gue, mereka bilang tidak usah ajak Ery. Awalnya juga karena gue, Andrew dan Dimas pernah nonton VCD porno di rumah gue tapi tanpa lo, dan akhirnya kita jadi sering begini habis nonton.."
Aku diam dan hampir tidak percaya ternyata Andrew dan Dimas sering beginian dan ternyata memang Dani yang pertama mengajak mereka dan akhirnya keterusan.
"Dani, lo itu memang suka sama kita-kita ya?"
"Iya, cuma gue tidak bisa bilang ke lo langsung, gue nggak mau lo pada marah sama gue.."
Dani mulai terlihat sedih.
"Gue juga suka liat anak cowok pakai seragam sekolah tapi nggak pakai kaos dalam, dari sejak gue SMP, nggak tau kenapa Ry.., kayaknya gue ini ada kelainan karena sejak SMP suka sama cowok, Andrew dan Dimas karena awalnya iseng ngikutin ajakan gue jadinya keterusan beginian, mereka suka ngelus-ngelus dan membelai gue, juga di sekolah terutama di toilet, mereka berdua yang buat diri gue serasa nyaman karena kalo lagi beginian pasti gue yang dipeluk-pelukin sama mereka dan gue suka digituin.., i feel my fantasy.. Ry..".

Aku diam dan teringat setelah kupikir pikir Andrew dan Dimas juga tidak pernah memakai kaos dalam.
"Gue suka liat lo nggak pakai kaos dalam Ry, seksi dan gue suka bau keringat..".
Terselip perasaan simpati kepada Dani, dan lalu aku menghampiri dan memeluknya lagi dengan hangat dari belakang tubuhnya. Mukanya yang cute dan bibirnya yang tipis memerah. Kulitnya yang putih dan dadanya yang juga bidang terlihat seksi di balik seragam sekolahnya. Setelah itu aku juga membelai rambutnya dan menenangkannya. Setelah ngobrol lagi, aku pulang ke rumahku dengan taksi, di perjalanan aku berpikir ternyata melihat badan cowok yang lagi memakai seragam putih yang ukurannya pas/kecil (mode tahun 2000-an hingga kini) seksi juga. Dan aku jadi mulai tertarik untuk melihat badanku sendiri pakai seragam SMU tapi tanpa kaos dalam. Hari berlanjut, pikiranku yang tadinya hanya konsentrasi untuk UMPTN jadi bercabang, antara ada perasaan yang kutahan agar tidak muncul yaitu suka sama cowok tapi di satu sisi ada keinginan untuk melakukan lagi pengalaman nikmat itu.

Pada hari Sabtu aku bertemu dengan adik kelasku bernama Heru. Anak Kelas 1 SMU, Dia anak cowok yang manis (saat ini dia kelas 3 SMU) seperti teman-temanku, berbadan kurus atletis, putih, berbibir seksi dan juga selalu memakai seragam sekolah yang seksi, polos ketat dan tanpa kaos dalam. Selama bertemu dengannya tidak pernah ada perasaan suka padanya, tapi bagiku keadaan berubah. Waktu itu hari Selasa, dia sedang main basket di lapangan dan tidak memakai baju olahraga, seragamnya yang seksi basah oleh keringat dan dengan sepatu Nike terbaru dia tampak benar-benar cute dan rambutnya yang mirip Harry Potter semakin membuatnya keren, hingga aku teringat lagi pengalamanku bersama Dani waktu itu.

Aku memanggilnya.
"Heru, ntar pulang sekolah main ke rumah gue, ada Andrew, Dimas juga Dani, kita mau ada rencana untuk Pentas Seni, lo anak kelas satu jadi bantu-bantu kita.."
"Wah, gue kayaknya nggak bisa, ada les tapi okelah gue usahain.."
"OK Her, kalo gitu ntar lo bareng sama kita.."
"OK Ry!"

Waktu berjalan, pada hari Selasa sepulang sekolah itu, aku yang mengajak mereka bertiga dan Heru adik kelasku ke rumahku yang lagi kosong, hari itu di kelas aku merasa merindukan pengalaman bersama Dani lagi. Kupikir waktunya tepat jadi kuajak teman-temanku ke rumah. Andrew, Dimas dan Dani. Hingga saat itu aku semakin merasakan suka dengan teman cowok dan ingin menyalurkan dan bercinta dengan teman-temanku. Dan ada lagi anak baru yang cute, adik kelasku yang terbayang juga belakangan ini. Aku berani karena aku sudah tahu kalau Andrew, Dimas dan Dani sering bercinta bersama yang mana kadang-kadang dari cerita Dani, mereka saling berganti posisi dan saling bercumbu mesra. Walaupun sudah mulai bermain anal, saling memasukkan jari ke anus antar mereka, saling membelai dan dibelai tetapi kata Dani mereka masih normal dan tidak jadi seperti Dani yang memang sudah ada kelainan karena hanya suka sama cowok.

Sampai di rumah, kami langsung masuk ke kamarku di lantai atas, kami berlima dalam keadaan berkeringat. Aku langsung menyalakan komputer dan kupasang VCD porno yang kuperoleh dari Dani, kami tertawa tawa menontonnya, tapi aku sudah tahu kalau kami semua sebenarnya sudah terangsang. Dimas dan Andrew semakin terlihat bernafsu. Begitu juga adik kelasku Heru yang ternyata sering juga menonton VCD porno di rumahnya tersenyum. Tiba tiba Andrew mengelus-elus badan Dimas, dan Dimas membalas memeluknya. Aku, Dani dan adik kelasku melihat mereka dengan tersenyum. Andrew memeluk Dimas dari belakang dan Dimas semakin terangsang, akupun menghampiri Dani dan Dani langsung mengerti, aku mengulurkan lidah ke mulutnya. Dia membalas dan kami saling berciuman. Adik kelasku Heru menjadi bingung. Aku lalu melepas pelukanku pada Dani dan mengarah kepadanya dan mengajak begituan juga tapi tidak memaksanya, dia bingung dan menolaknya. Aku terus mengajaknya dan Dani tersenyum padanya.

Selasa, 22 Maret 2011

Sopir Papaku



Papaku baru saja menyewa seorang supir baru karena supir yang lama berhenti. Supir baru ini lebih muda, bernama Adi. Badannya masih tegap dan umurnya 28, empat tahun lebih tua dibanding saya. Adi dikenalkan oleh teman ayahku yang hendak pindah ke Singapur. Karena tak ingin Adi menganggur, maka ia merekomendasikan Adi pada ayahku. Rumah ayahku memang tidak besar, hanya kami berdua yang menempatinya. Adi menempati kamar supir lama. Dalam sekejab, kamar sempit itu disulapnya menjadi kamar yang sangat bernuansa maskulin. Bahkan aroma cologne murahannya tercium tajam di setiap sudut kamarnya.

Ayahku percaya sekali pada Adi meski masih pegawai baru. Namun, saya merasa ada sesuatu dalam dirinya yang misterius sekali, seakan-akan dia menyembunyikan sesuatu. Untuk ukuran seorang supir, Adi memang melebihi standar. Wajahnya tampan dan terkesan tangguh. Kehidupan masa lalunya nampak sangat keras, tergambar jelas di wajahnya yang tampan itu. Kulitnya tidak terlalu gelap, menyelimuti tubuhnya yang tegap dan atletis. Sebagai seorang pria, saya diam-diam iri dengannya. Meskipun penampilan fisik Adi memang luar biasa, namun nasibnya tidak begitu bagus sebab dia terjebak di tangga karir sebagai seorang supir pribadi.

Tanpa ada yang tahu, saya sering mengintipnya mencuci mobil ayahku karena dia selalu melakukannya sambil bertelanjang dada. Ah, betapa saya ingin meremas dadanya itu. Tapi rasanya tak mungkin karena Adi terlihat sangat heteroseksual. Tak mungkin dia mau ngentotin saya. Sejak dulu, saya sudah sadar bahwa saya hanya tertarik pada pria, namun saya mencoba untuk menekan sifat homoseksual-ku. Jika ayahku tahu, dia pasti akan marah. Namun dengan kehadiran Adi, bebanku bertambah berat karena saya harus menekan nafsuku terhadapnya.

Pernah, di suatu malam, saya menyelinap kelaur rumah dan diam-diam bersembunyi di luar jendela kamar Adi. Dari balik jendela itu, kulihat Adi sedang berbaring di ranjang sambil bertelanjang bulat. Kontolnya ngaceng sekali seperti baja. Mulut Adi agak membuka, nampaknya dia sedang mendesah-desah akibat rangsangan yang dia berikan pada kontolnya sendiri. Tanpa ampun, kontolnya dikocok-kocok dengan kecepatan tinggi. Saya hanya bisa menelan ludah melihat dadanya yang sempurna dan juga kontolnya yang besar. Adi terlalu larut dalam lamunan joroknya sehingga dia tak menyadari keberadaanku.

Kudengar dia mengerang, "Oohh.. Hhoohh.. Oohh.."

Kontolnya berdenyut-denyut di tangannya. Sesekali, Adi meludahi kontolnya sebagai pelumas. Tidak tahan melihat adegan erotis itu, saya buru-buru mengeluarkan kontolku sendiri dan mulai sibuk mengocoknya. Napasku memburu-buru menyaksikan Adi membelai-belai dada bidangnya sendiri dengan penuh sensualitas. Ingin rasanya kupeluk tubuhnya yang atletis dan seksi itu.

"Aahh.." desahku saat kontolku mengeluarkan precum.

Sebutir cairan bening melepaskan dirinya dari lubang kontolku. Cairan itu langsung kuambil dengan jariku, lalu kujilat. Mm.. enak sekali. Udara malam yang dingin malah membuatku semakin terangsang. Setelah bermenit-menit mengocok, akhirnya yang kutunggu-tunggu datang juga. Kulihat Adi mulai gelisah, tubuhnya bergetar dna mengencang. Seluruh ototnya berkontraksi seakan sednag menahan sesuatu. Wajah Adi yang ganteng sedikit menyeringai menahan nikmat yang teramat sangat. Dan lalu..

Ccrroott!! Ccrroott!! Ccrroott!! Mataku hampir terbelalak saat kulihat pejuh putih kentalnya muncrat ke atas dan jatuh kembali mendarat di atas tubuhnya.

"Aarrgghh!! Hhoohh!! Oohh!! Uugghh!! Aahh!!" Adi terus-menerus mengerang dan mendesah.

Tubuhnya yang kekar atletis itu mengejang-ngejang seperti orang kesurupan. Kontol perkasa itu terus menembakkan pejuhnya selama beberapa kali sampai akhirnya berhenti sama sekali. Kulihat, tubuh Adi basah kuyup dengan pejuh bercampur keringat. Kolam pejuh sudah terbentuk di perutnya yang berkotak-kotak akibat ejakulasinya tadi. Tanpa rasa jijik, Adi meraup pejuhnya dengan tangannya dan kemudian mendekatkannya ke bibirnya.

Dengan mata kepalaku sendiri, kusaksikan cairan kejantanannya menete ke dalam mulutnya. Adi menelan pejuhnya sendiri! Dan dia nampak sangat menyukainya. Saya tak sempat menyaksikan apa yang diperbuat Adi selanjutnya sebab orgasmeku sendiri hampir datang. Sambil menahan eranganku, saya membiarkan tubuhku dikejangkan oleh orgasmeku.

"Hhoohh!! Oohh!! Oohh!! Hhoohh!!" Pejuhku dimuntahkan ke atas rerumputan. Tubuhku tak berdaya, diguncnag orgasme dan saya harus berpegangan pada tembok jika saya tak mau terjatuh.

Ccrroott!! Ccrroott!! Ccrroott!! Hampir selama semenit, saya mendesah dan mengejang. Rasanya nikmat sekali. Kubayangkan betapa nikmatnya berejakulasi dalam pelukan Adi. Oh, saya berharap mimpiku dapat terwujud suatu saat. Kemudian, saya buru-buru kembali masuk ke dalam rumah, dan kembali memerankan peranku sebagai pria heteroseksual. Setiap pagi, Adi bangun dan mencuci mobil, lalu mengantarkan ayahku ke kantor. Adi kemudian pulang lagi sampai sore dan lalu menjemput ayahku. Begitulah kegiatannya sehari-hari. Namun terkadang, saya merasa seolah-olah Adi juga sering menatapku secara diam-diam. Misteri dalam diri Adi semakin besar, hingga suatu ketika, saya mengetahui apa yang disembunyikannya selama ini..

Suatu pagi, saya kembali mengintipnya dari balik jendelaku. Jendela kamarku kebetulan menghadap keluar sehingga kapan pun Adi sedang sibuk mencuci mobil, saya pasti berkesempatan untuk mengintip tubuhnya. Pagi itu, entah kenapa, Adi hanya mengenakan celana dalamnya yang terlihat usang. Dengan santai, dia mencuci mobil ayahku. Tentu saja air terciprat dan membasahi celana dalamnya itu. Dalam sekejab mata, celana itu basah kuyup. Berhubung celana itu agak tipis, pantatnya yang padat itu tercetak dengan jelas. Kontolku langsung ngaceng. Birahiku menyala-nyala. Tak kuat membendung nafsuku, saya buru-buru melepas celanaku dan mengeluarkan kontolku.

"Aahh.." desahku melihat adegan erotis itu.

Adi nampak sengaja meliuk-liukkan pinggulnya, seakan menggodaku. Tiba-tiba, Adi membalikan tubuhnya. Tentu saja saya kaget setengah mati. Untung saja jendelaku diselimuti tirai sehingga tubuhku agak tersamar. Dari balik tirai, kusaksikan cetakan kontolnya di balik celana dalam basah itu.

"Aahh, besar sekali," gumamku, penuh nafsu.

Kontolku sendiri mulai bocor dengan precum. Kuperas-peras batang kontolku dan semakin banyak precum yang keluar. Sambil ngocok, saya memata-matai gerak-gerik Adi. Sesekali kulihat Adi sengaja mengelus-ngelus kontolnya dari balik celananya.

"Oohh.. Hhoohh.. Hhoosshh.." Napasku makin berat dan tak beraturan.

Kubayangkan bagaimana nikmatnya bercinta dengan supir itu, merasakan tubuhnya, memegang kontolnya, dan dingentot. Semua bayangan-bayangan erotis itu, ditambah dengan live-show yang sedang digelar Adi di luar, memacu orgasme. Kontolku semakin ngaceng dan basah, namun saya tetap memerasnya sampai..

"Oohh.. Oohh.. Aarrgghh!!"

Kontolku berdenyut keras tiap kali pejuh dimuntahkan keluar. Tubuhku bergetar dan mengejang, seiring dengan gelombang orgasme yang kurasakan.

Ccrrott!! Ccrroott!! Ccrroott!! Tirai tempat persembunyianku juga ikut bergerak, terkena tubuhku. Tanpa kusadari, tirai itu tersibak, dan Adi tak snegaja melihatnya. Dia menyaksikan bagaimana saya dikuasai orgasme.

"Aarggh!! Oohh!! HhoH!! Aahh!!" erangku, terus saja memerah kontolku.

Pejuhku bermuncratan ke atas lantai, menciptakan genangan pejuh.

"Oohh.. Hhohh.. Hhsshh.."

Dan semuanya kembali seperti semula. Kontolku mengempis, napasku kembali teratur, dan saya tersadar kembali. Saat kuintip Adi, ternyata supir itu sudah tidak ada dan mobil ayahku sudah bersih mengkilap. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Adi sedang merencanakan aksi pemerkosaan terhadapku! Siang itu setelah mengantarkan ayahku, Adi menghampiriku di dapur. Saya baru saja selesai makan siang dan hendak mencuci piring saat Adi tiba-tiba berdiri di belakangku.

Dengan sensual, ditempelkannya tubuhnya ke punggungku. Sebuah benjolan mendorong-dorong pantatku. Tentu saja saya jadi kaget tapi senang. Namun di lain pihak, saya takut kalau itu hanyalah jebakan saja. Bagaimana jika dia hanya ingin mengetesku saja? Maka kuputuskan untuk tetap memainkan peran sebagai seorang pria 'straight'. Berpura-pura tersinggung, kudorong tubuhnya dengan punggungku.

"Kenapa sih, Bang Adi? Salah minum obat yach?"

Saat kubalikkan badanku, saya baru sadar bahwa Adi sudah bertelanjang dada. Pantas saja, saat dia menempelkan badannya ke punggungku, saya dapat merasakan dengan jelas setiap kontur dadanya yang berotot. Badan Adi yang atletis mengingatkanku pada badan Jason Brooks, cowok ganteng yang berperan sebagai Sean Monroe di Baywatch Hawaii. Puting Adi yang kecoklatan nampak menegang dan melenting, menjaga otot pektoralnya yang aduhai.

Di bawah dada bidang itu, nampak otot perut six-pack yang kotak-kotak seperti papan cuci. Rambut-rambut halus tumbuh menyebar di dada Adi, lalu turun ke belahan six-pack-nya, dan kemudian menghilang di balik celana panjang hitamnya. Untuk sejenak, saya terhanyut dalam lamunanku, membayangkan isi di balik celana itu. Keringat dingin mulai mengucur saat saya menyadari apa yang sedang Adi lakukan.

Dia sedang menggodaku! Dan celakanya, tak ada seorang pun di rumah selain Adi dan saya. 'Astaga, jika Adi benar homoseksual, apakah dia akan memperkosaku,' tanyaku panik pada diriku sendiri. Tak ada seorang pun di dunia ini yang mau diperkosa, bahkan pria gay sekalipun, karena pemerkosaan berkonotasi negatif dan kasar. Namun entah kenapa, tiba-tiba saya terangsang sekali. Saya membayangkan diriku terbaring bugil tak berdaya di lantai sementara Adi mengentotinku dengan kasar. Kontolku mulai tegang dan tercetak di balik celanaku. Saya sama sekali tak menyadarinya, namun Adi sadar dan telah melihatnya!

"Tenang saja, gue gak bakal nyakitin loe. Gue cuma mau bersenang-senang saja, kok," kilahnya.
Kedua matanya bersinar penuh nafsu. Saya tidak tahu setan apa yang sedang merasukinya. Mataku bergerak turun dan kulihat sebuah tonjolan besar menghias celana panjangnya. Sebagai seorang pria, saya tahu benar bahwa sekali nafsu hinggap dalam diri seorang pria, pria itu pasti akan melakukan apa pun untuk memuaskan nafsunya itu. Tanpa malu, Adi meraih benjolan celananya dan sibuk mengurutnya.

"Loe mau nyoba kontol gue?" "Omong apa sih loe?" tanyaku, berusaha terdengar galak.

Tapi nampaknya tak berhasil sebab suara yang keluar malah suara yang gemetaran.

"Gak usah pura-pura deh. Loe homo juga kan?" kata Adi lagi, mendekat.

Tangannya yang satu lagi dipakainya untuk meremas-remas dadanya yang bidang.

"Loe suka badan gue? Ngaku aja.. Gue tau, loe suka ngintipin badan gue tiap pagi saat gue lagi cuci mobil Papa loe. Tadi pagi, gue liat loe sedang coli dan berorgasme hanya dengan mengintip badan gue."

Saya mulai bingung, apakah saya harus mengakui homoseksualitasku padanya. Di tengah kebingunganku, Adi menyambung.

"Kebetulan, nih. Gue lagi horny. Ayo, temenin gue di ranjang."

Dengan tangannya yang kuat, Adi memelintir tanganku ke belakang. Saya kontan mengaduh kesakitan. Saya tak berdaya saat Adi menyeretku masuk ke kamarnya. Dengan kasar, Adi membanting tubuhku ke ranjangnya. Aroma tubuhnya yang jantan, bercampur dengan aroma parfum murahannya, menyambutku. Namun kontolku yang tadi ngaceng sudah telanjur lemas kembali. Saya ingin berteriak tapi Adi dengan sigap menyumpal mulutku dengan celana dalam bekasnya! Aroma jantan yang sangat menyengat langsung menyerang lidah dan hidungku.

Bau kencing dan pejuh bercampur satu dan terasa asin di lidah. Untuk sesaat, saya dibuat pusing olehnya. Badanku terasa lemas saat aroma maskulinnya menusuk hidung dan ragaku. Saat itu segera dipergunakan Adi untuk mengikat tanganku ke belakang dengan borgol! Entah dia dapat darimana. Saya tentu saja kaget dan ingin meronta, tapi tak mampu. Bagaikan boneka kain, saya tergolek di ranjangnya tak berdaya dan pasrah.

Dengan sebilah pisau lipat, Adi mulai melucuti pakaianku. Saya kaget juga melihat pisau itu; takut akan dilukai oleh Adi. Maka dari itu, saya tak berani memberontak. Dengan bunyi BRET! Kaos dan celana pendekku tercabik-cabik. Malunya saya saat menyadari bahwa saya tidak bercelana dalam. Begitu celanaku habis dipotong-potong, kontolku yang lemas pun langsung terekspos. Puas melihatku lemas karena aroma kejantanan dari celana dalamnya, Adi membebaskan mulutku, tapi tanganku masih terborgol ke belakang. Adi mulai beraksi.

Di atas ranjangnya, dia mulai menggerayangi tubuhku. Berbaring di atas tubuhku, Adi memeluk tubuhku. Mula-mula, Adi sibuk menciumiku. Lidahnya ingin memaksa masuk tapi saya berusaha menahannya. Alhasil, supir muda yang ganteng itu cuma berhasil membasahi bibirku dengan ludahnya saja. Tak puas, dia mencengkeram pipiku kuat-kuat. Secara refleks, saya mengaduh kesakitan dan terbukalah mulutku. Kesempatan itu segera dimanfaatkannya untuk memberiku ciuman french-kiss. Lidahnya langsung menyerbu masuk Mula-mula saya merasa mual sekali; jijik dengan air liur Adi yang bercampur denganku. Tapi Adi terus memaksa dan saya pun akhirnya menyerah. Kubiarkan lidahnya menyapu lidahku dan gusiku. Dorongan untuk menciuminya mulai timbul.

Kuberanikan diriku untuk menyambut lidahnya. Getaran nikmat mulai mengisi jiwaku. Untuk pertama kalinya, saya benar-benar merasakan diinginkan oleh pria lain. Kuciumi dia dengan penuh nafsu dan Adi membalasnya dengan penuh nafsu juga. Selama bermenit-menit, kami tenggelam dalam kenikmatan berciuman. Saat Adi melepaskan bibirku, saya merasa kosong sekali. Hatiku berdebar kencang, masih takut akan kemungkinan bahwa Adi cuma ingin menjebakku saja. Entah kenapa, Adi malah membebaskan tanganku. Saya bisa saja melarikan diri tapi sebagian dari diriku memang menginginkan untuk diperkosa oleh Adi.

"Kontol yang indah," gumam Adi, air liurnya hampir menetes keluar.
"Gue paling suka kontol Cina. Ah, belum disunat lagi."

Dengan bernafsu, Adi langsung membungkukkan badannya dan menyikat kontolku. Secara refleks, saya ingin menendangnya, tapi melihat pisau itu saya jadi tak berani. Tanpa jijik, Adi mengambil kontolku dan memain-mainkannya agar kontolku cepat berdiri.

"Lihat aja, gue bakal bikin loe ngaceng. Kontol loe bakal jadi milik gue. Badan loe juga. Loe bakal jadi pemuas birahi gue kapan pun gue mau. Ngerti?"

Tak berdaya, saya hanya bisa mengerang dengan penuh keputus-asaan saat kurasakan bahwa kontolku mulai ngaceng. Saya kecewa sekali akan pengkhianatan kontolku; tak percaya bahwa saya bisa dirangsang oleh sesama pria. Tapi tangan Adi memang terasa nikmat dan hangat di kontolku. Dengan bernafsu, Adi memompa kontolku naik-turun.

"Aarrgghh.." erangku tanpa daya.

Kulup kontolku bergeser ke bawah dan menampilkan kepala kontolku yang sensitif. Ketika tangan Adi menyentuhnya, saya mengerang-ngerang kesakitan. Sakit sekali rasanya, seperti terkena amplas saja.

"Wah, anak majikan rupanya bisa terangsang ama gue," ejek Adi, matanya menyorot tajam ke arahku.

Mengetahui rasa sakit yang kualami pada kontolku, Adi cukup berbaik hati dengan meludahi kepala kontolku. Ludahnya yang licin itu memberi kenikmatan tersendiri saat telapak tangannya yang kasar menyentuh-nyentuh kontolku.

"Enak kan? Loe pasti bakal ketagihan kontol gue nanti. Sekarang, gue emut dulu yach kontol loe. Pasti enak," celoteh Adi tanpa mempedulikanku.

Tanpa keraguan sedikit pun, Adi membuka mulutnya lebar-lebar lalu berjongkok di tepi ranjang. Kontolku yang berdenyut-denyut di tangannya itu dimasukkannya ke dalam mulutnya. Saya hanya dapat menyaksikannya dengan rasa tak percaya.

"Aarrgghh.." erangku saat kehangatan yang basah membungkus kontolku.
"Oohh.. Uugghh.." Saya mengerang tak karuan, menahan nikmat yang teramat sangat. Baru kali ini, kontolku disedot oleh seorang pria. Dan rasanya memang beda banget.
"Aarrgghh.." erangku saat Adi mengemut kepala kontolku lebih keras.

Lidahnya yang panas dan basah menari-nari di atas kontolku. Hisapannya pun kuat sekali sampai-sampai saya merasa pejuhku bakal kesedot keluar. Saya berhenti melawan dan malah memegangi kepalanya agar dia bisa menyedot lebih kuat lagi.

"Aarrgghh.. Sedot lagi, Adi.. Yahh.. Oohh.. Enak banget.. Aarrgghh.."

Tiba-tiba, Adi berhenti menyedot dan berdiri menjauh. Buru-buru, dilepaskannya celana panjang hitamnya itu. Celana itu kemudian ditendang ke pojok ruangan. Saya agak ketakutan saat melihat benjolan besar di balik celana dalamnya. Noda basah menghiasi celana dalam itu; Adi memang sudah sangat terangsang. Tanpa malu, Adi melepas celana dalamnya. Kontolnya yang tegang langsung melompat keluar, berdenyut-denyut seperti makhluk hidup. Kepala kontolnya yang bersunat berkilauan di tertimpa cahaya matahari siang. Adi lalu naik ke ranjang dan menyodorkan kontolnya ke mulutku.

"Sepong kontol gue. Ayo, jangan malu-malu. Sedot aja yang kuat. Anggap aja kontolku ini permen lolipop yang enak, yang harus dijilat dna diemut." Rasa takut merambat sekujur tubuhku. Namun dorongan homoseksualku terasa begitu kuat. Tanpa kusadari, tanganku bergerak maju dan menggenggam batang kejantanan Adi. Batang itu terasa hangat dan hidup. Pelan-pelan, kudekatkan wajahku ke kontol itu.

Aroma kontol yang menyengat langsung memenuhi lubang hidungku, dan masuk ke dalam otakku. Aroma itu begitu kuat dan saya pun tersihir. Saya harus mendapatkan kontol itu! Tanpa sadar, saya langsung memasukkan kontol itu ke dalam mulutku. Lidahku langsung disambut dengan rasa asin yang licin. Dan di luar dugaan, saya menyukainya! Tiba-tiba, tembok pertahananku runtuh. Saya tak peduli akan apapun, saya hanya ingin merasakan nikmatnya berhomoseks. Adi tersenyum mesum saat melihatku menanggalkan topengku.

Dia berkata, "Gue udah tau kalo loe pasti homo. Mata gue gak pernah salah. Loe hanya butuh sedikit paksaan untuk menunjukkan warna asli loe.. Aahh.." Omongannya terhenti saat saya menjilat-jilat lubang kontolnya.
"Oohh.. Yyeeaahh.. Jilat terus, homo.. Hhoosshh.. Buat gue ngecret.. Aahh.. Hisap yang kuat.. Mm.. Enak kan? Hhoohh.. Aarrgghh.."

Saya terus menjilat seperti seorang pria murahan. Tak mudah loh menjilat dalam keadaan terbaring. Walaupun saya belum pernah berhomoseks, tapi saya sering melihat film porno gay. Dari situ, saya tahu teknik menyedot kontol. Jujur kuakui, menonton lebih mudah daripada melakukan sebab kontol Adi terasa menyumpal mulutku. SLURP! SLURP! Lidahku menjalari dan membungkus kepala kontol itu. Precum pun dikeluarkan sebagai penghargaan atas apa yang kulakukan. Saat lidahku menyapu bagian bawah kepala kontol milik sang supir itu, badannya bergetar dan erangan nikmat pun terdengar.

Rupanya bagian itu adalah zona erotisnya. Tanpa ampun, kuserang bagian itu dengan lidahku. Erangan nikmat Adi terdengar makin keras, bergema di dalam kamar itu. Makin banyak precum yang keluar dari lubang kontolnya. Mm.. Semua kujilat habis. Semakin kuat saya menyedot kontol itu, semakin keras erangan nikmat yang keluar dari mulutnya. Saat sedang asyik menghisap, tiba-tiba Adi mengerang.

"Oohh.. Gw mo keluar.. Aarrhh.. Oohh.."

Secara refleks, saya ingin berhenti menyedot agar muncratan pejuh Adi tidak mengenai mulutku, namun Adi malah memegangi kepalaku kuat-kuat. Dengan kasar, kepalaku ditekan ke arah kontolnya sehingga kepala kontol Adi bersarang di kerongkonganku. Tak biasa, saya mulai terbatuk-batuk dan mual. Adi lalu mendorong mundur kepalaku, tapi kemudian menariknya kembali. Rupanya Adi sedang mengentot mulutku! Sebelum saya sempat menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya, tiba-tiba muntahan pejuh panas membanjiri mulutku dan menuruni kerongkonganku.

Ccrroott!! Ccrroott!! Ccrroott!! Seiring dengan tiap muncratan pejuh, Adi melenguh panjang.

"Aargghh!! Oohh!! Aahh!! Uuhh!! Aahh!!" Tubuhnya yang atletis itu terguncang-guncang, dikuasai orgasme.
Makin banyak pejuh yang tertelan olehku. Rasanya agak pahit dan asin, terasa kental-kental licin di lidah. Mula-mula memang terasa mual, tapi belakangan saya malah menelannya dengan penuh kenikmatan. Bunyi kecipak-kecipok terdengar saat Adi masih saja mengentotin mulutku yang banjir pejuh. Alhasil, sebagian pejuh yang telah bercampur air liurku mengalir turun dari kedua sisi bibirku. Baru kemudian, Adi melepaskanku. Kelelahan, si supir bejat itu membaringkan tubuhnya di sampingku.

Tanpa meminta persetujuanku, tubuhku dipeluk seakan saya adalah kekasih homoseksualnya. Terbaring bugil di dalam pelukan Adi, bersimbah keringat dan percikan pejuh, saya tak merasa menyesal telah melepaskan sisi homoseksualitasku. Saya ingin mencoba hal yang lain. Saya mau dianal alias dingentot!

Tanpa malu, saya berbisik di telinganya, "Ngentotin saya donk." Adi kaget mendengar permintaanku. Kedua matanya terbuka lebar, tak percaya.
"Apa kata loe? Pengen dingentot?" Supir itu lalu tertawa, namun tawanya terdengat bejat.
"Tentu aja, gue gak bakal lepasin loe sebelum gue mendapatkan lobang loe."

Dengan pandangan mesum, Adi duduk sambil mencoli kontolnya yang belepotan pejuh. Dalam sekejab, kontol itu kembali bangkit dan keras! Astaga, Adi sungguh seorang pejantan!

"Ayo, bersiaplah. Kontol ini bakal menghajar pantat loe."

Supir itu turun dari ranjang dan berdiri di dekatku. Tubuhku yang masih terbaring ditarik mendekat. Kedua kakiku diangkat tinggi kemudian ditaruh di atas pundaknya yang lebar. Sementara bantal yang sering dipakainya untuk tidur disisipkan di bawah pinggulku. Dalam proses itu, kontol Adi yang ngaceng selalu bersentuhan dnegan anusku yang berkedut-kedut. Birahiku makin menguat, tak sabar ingin segera dingentot.

"Oke, deh. Semua siap. Bentar lagi, loe bakal jadi milik gue. Gue tau loe doyan kontol. Loe pasti suka kontol gue."

Dan dengan itu, Adi mulai memaksakan kontolnya masuk. Saya mulai merasakan sakit pada bibir anusku. Anusku yang masih perjaka dipaksa membuka oleh kontol yang besar itu. Kontol itu masih basah dengan pejuh, namun jumlahnya masih kurang banyak untuk melumasi anusku. Tentu saja hal itu meyulitkan penetrasi dan membuatku agak kesakitan. Anusku terbuka makin lebar dan ujung kepala kontol Adi sudah masuk sedikit. Wajah Adi meringis karena nikmat.

"Aahh.. Sempit banget.. Aahh.. Loe pasti masih virgin.. Uuhh.. Enak banget.. Gak nyangka bisa dapatin virgin.. Aahh.. Anak bos lagi.. Uuhh.."

Adi mungkin sangat menikmati proses penetrasi yang sulit itu, tapi saya sebaliknya kesakitan.

"Aahh.. Sakit, Bang Adi.. Aahh.. Bang, stop, Bang.. Aahh.. Sakit banget.. Oohh.." Saya merintih dengan mata berair.

Bibir anusku terasa panas terbakar akibat pergesekkan yang sulit itu. Saya ingin sekali melepaskan diri dari kontolnya, namun Adi memegangi tubuhku kuat sekali. Saya tak berdaya melawannya. Lagipula, sebagian dari diriku memang ingin sekali disodomi olehnya. Tapi Adi tak mempedulikanku.

Dia cuma berkata," Tahan aja.. Oohh.. Jangan cengeng.. Aahh.. Loe kan cowok.. Terima donk kayak cowok sejati.. Uuggh.. Lagian, bentar lagi juga enak kok.. Oohh.."

Rasanya seperti bertahun-tahun sampai akhirnya.. PLOP! Masuk sudah kepala kontol itu. Saya menghela napasku, lega sekali. Meski anusku masih terbakar, namun merasa jauh lebih baik.

"Gimana? Enak kan?" tanya Adi, tersenyum mesum.

Supir itu mendekatkan tubuhnya sehingga bibirnya berhadapan dengan bibirku. Lidahnya menjulur keluar, ingin bersentuhan dengan bibirku. Saya tak keberatan dan membuka mulutku untuk menyambutnya. Lidah kami saling terjulur dan bersentuhan. Tiba-tiba Adi menempelkan bibirnya ke bibirku. Tapi dengan demikian, kontolnya semakin terdorong masuk. Saya mengerang tertahan sambil melayani ciumannya.

Puas berciuman, Adi bangkit dan tersenyum melihatku telentang pasrah di depannya. Kontolnya yang hangat terasa berdenyut di dalam liang pembuanganku. Senyuman mesum mulai menghiasi wajahnya yang tampan itu. Kemudian kurasakan kontolnya mulai bergerak keluar masuk. Awalnya rasa sakit masih menyiksaku, panas dan nyeri. Nmaun saya mencoba untuk menahannya. Adi tahu benar apa yang sedang saya rasakan tapi dia tidak berkata apa-apa. Dia terus menyodomiku sambil berkomentar yang jorok-jorok.

"Aahh.. Ngentot.. Uuhh.. Doyan kontol kan? Aahh.. Rasakan kontol gue.. Uuhh.. Fuck you.. Oohh.. Pantat loe enak buat ngentot.. Oohh.. Uuhh.."

Semakin lama menyodomi, semakin dalam kontol Adi menghajar liang pembuanganku. Saat prostatku terkena hajaran kontol yang ngaceng itu, rasa nikmat merambati tubuhku. Mulanya terasa agak aneh karena tiap kali prostatku terkena, kontolku makin ngaceng dan mengeluarkan precum. Selain itu, detak jantungku makin cepat dan napasku terasa terhenti. Inikah kenikmatan disodomi seperti yang sering kubaca di Internet?

"Aahh.. Aahh.. Oohh.." erangku, terangsang sekali.

Kulihat Adi sendiri sudah mulai berkeringatan. Wajahnya dihiasi dengan ekspresi kenikmatan yang bercampur dengan kemesuman. Setetes keringat bergelantungan di dagunya, yang kemudian jatuh ke atas leherku.

"Oohh.. Hhoohh.. Ngentot.. Aahh.. Lebih dalam, Bang.. Oohh.. Lebih kuat.. Aahh.. Kontol Bang Adi.. Uugghh.. Enak.. Hhoosshh.." saya meracau, memacu nafsunya.
"Aahh.. Ngentot loe!! Aahh.. Dasar homo.. Oohh.. Fuck you! Oohh.. Rasakan kontol gue.. Hhohh.."

Ritme ngentotnya pun semakin lama, semakin cepat. Deru napasnya terdengar seperti napas banteng yang mengamuk. Sodokan kontolnya terasa makin kuat sampai-sampai saya merasa prostatku bisa hancur. Tubuhku ikut terguncang-guncang. Suasana bertambah erotis dengan derit ranjang Adi dan erangan-erangan kami berdua. Kalau saja adegan ngentot kami itu diabadikan dalam foto maupun film, pasti akan laku terjual!

"Aahh.. Gue suka ngentot loe.. Oohh.. Nikmati kontol gue.. Aahh.. Rasakan kejantanan gue.. Oohh.. Gue bakal hamilin loe.. Uugghh.. Ama pejuh gue.. Oohh.. Loe milik gue sekarang.. Oohh.."

Sekali lagi, Adi membungkukkan tubuhnya yang bersimbah keringat, ingin menciumi bibirku. Saya terima saja, dan malah mencoba untuk mencium balik dengan nafsu yang lebih besar. Kontolku yang ngaceng dan basah terperangkap di antara badan kami. Irama ngentot Adi dan pergesekkan antara tubuhnya dan kontolku secara tak langsung telah membantu saya tiba di tepi jurang orgasm. Precum-ku sudah membanjiri pusarku. Genangannya bahkan sudah meleleh turun ke ranjang.

"Oohh.. Adi.. Oohh.. Saya suka kamu.." desahku saat kami selesai berciuman.
"Uugghh.. Ngentotin pantatku.. Oohh.. Ngentotin saya.. Aahh.. Saya mau jadi.. Uugghh.. Milikmu.. Aahh.."

Meski meracau, saya sadar apa yang saya ucapkan. Adi memang seksi sekali dan saya sadar bahwa saya tertarik apdanya, dan mau menajdi miliknya. Saya tak berharap dia mau mencintaiku. Asalkan dia sudi mengentotku tiap hari, saya sudah cukup senang. Di luar dugaan, Adi menjawab sambil terengah-engah.

"Gue.. Oohh.. Juga sayang loe.. Oohh.. Gue mau bercinta ama loe.. Aahh.. Ngentot! Aahh.. Enak banget, sayang.. Oohh.. Sayang, gue udah mau keluar.. Oohh.. Terima pejuh gue.. Aahh.. Gue banjirin perut loe.. Oohh.. Ama pejuh gue.. Aahh.. Aarrghh!! Ooh!! Aarggh!!" Sambil memeluk tubuhku kuat-kuat, Adi membiarkan tubuhnya dikuasai orgasme. Melolong seperti serigala yang kesakitan, Adi pun ngecret.

Ccrrott!! Ccrroott!! Ccrroott!! Kontol yang perkasa itu berdenyut dan menembakkan cairan kelaki-lakiannya. Pejuh Adi terlontar dalam sekali, membanjiri ususku. Rasanya hangat dan nikmat. Saya ikut mengerang sambil meremas-remas dadanya yang atletis itu.

"Aarggh!! Uuhh!! Oohh!! Hhoohh!! Hhoosshh!! Aahh!!"

Kulihat tubuhnya berguncang, bergetar, mengejang. Otot-otot perutnya berkontraksi dengan hebat, nampak membesar dan hidup. Dada bidangnya naik-turun, memompa udara sebanyak-banyaknya. Bahkan jakunnya pun naik-turun.

"Aarrgghh!! Aahh.. Uugghh.."

Di saat orgasme Adi mulai mereda, giliranku untuk berorgasme. Kontolku yang masih terjepit di bawah badan Adi menegang dan segera menyemprotkan isinya. Ccrroott!! Ccrroott!! Ccrroott!! Volume pejuh yang dimuntahkan banyak sekali. Saya hanya bisa mengerang dan mendesah.

"Ooh.. Ooh!! Uuggh!! Oohh!! Aahh!! Uuhh!!"

Pejuhku yang kental dan hangat mengalir menuruni badanku yang telentang dan lalu membasahi kasur. Adi masih saja terus menyodomiku sehingga pejuhku tergesek-gesek seperti lotion.

"Aahh.. Oohh.." desahku saat prostatku masih saja terkena hajaran kontol Adi yang masih setengah ngaceng.
"Uugghh.. Oohh.." Kami pun saling berpelukan sambil mengistirahatkan badan kami.
"Aahh.. Enak banget, sayang," bisik Adi, menarik kontolnya keluar.

Saya mendesah saat kepala kontol itu meninggalkan isi perutku. Rasanya kosong dan hampa. Supir tampan itu kembali mendaratkan beberapa ciuman di wajahku.

"Besok, kita main lagi yach."
"Kenapa harus besok?" tanyaku, tersenyum nakal.
"Nanti juga bisa. Saya suka kontolmu. Top banget. Ngentotin saya lagi, yach", pintaku.

Tanganku menjelajahi punggungnya yang berotot dan lebar itu. Aroma keringat Adi yang bercampur bekas semprotan parfum tadi pagi kembali merangsangku. Adi sampai kaget saat merasakan kontolku yang sudah lemas pelan-pelan mulai bangun lagi. Dan dia memang mengentotinku sekali lagi. Tak ada yang tahu akan hubungan rahasia kami, bahkan ayahku tak tahu. Adi memang pengentot dan pecinta yang terbaik!

Selasa, 08 Maret 2011

nakal 3


Aku menyerahkan sebuah shopping bag berisi handphone kepada Rully kemudian aku berangkat meninggalkan mereka semua. Dari balik kaca mobil aku masih melihat Rully sangat terkejut dan senang, yah keinginannya sudah terwujud, selama ini dia berusaha menabung untuk membeli HP seperti teman-temannya yang sudah menggunakan HP. Karena aku sayang padanya maka memberinya sebagai hadiah.

Aku masih mendengar teriakan Rully "mas Raffel terima kasih banyak..! hati-hati mas" kuhentikan mobil sejenak dan kulambaikan tangan kepada Rully "selamat berpisah Rully" kuucapkan dalam hati dan melanjutkan perjalananku. Kutinggalkan komplek perumahan yang aku huni setahun lebih, rumahku yang pernah meninggalkan kenangan bersama Rully, "Selamat tinggal Rully jadilah anak yang baik demi masa depanmu".

Hal pertama yang aku kerjakan setiba di apartemenku, aku menggantung foto tony di dinding kamarku. Sengaja kugantungkan dengan sudut pandang yang tepat dari tempat tidurku, sehingga jika aku ingin tidur bisa mudah menatap foto tony. Apartemen ini cukup strategis, suasananya tenang aku merasakan seakan tempat ini penuh kedamaian. Tapi siapa yang tahu kehidupan kita bisa berubah?

Aku tinggal dalam apartemenku ini hampir tiga tahun, tetapi justru pada masa inilah yang membentuk aku menjadi seseorang petualang cinta sesama jenis. Tinggal di apartemen ini membuat aku mudah tergoda dan mudah mendapatkan akses untuk berhubungan homoseks. Aku mengenal puluhan remaja dan pemuda dari semua type kurasakan kenikmatan tubuh mereka yang pada umumnya masih kuliah atau bersekolah. Yaa kehidupanku di sini bersama ANAK-ANAK NAKAL.

Kadang-kadang ada perasaanku ingin melepaskannya tetapi aku tak kuasa melawan rangsangan-rangsangan yang mereka luapkan membuat aku terus ingin menikmatinya. Namun apa yang aku peroleh bukan kebahagian, keseringan terjadi kekecewaan dalam hidupku. Di sinilah karakterku benar-benar terbentuk hingga akhirnya aku berjumpa kembali dengan tony yang berusaha menyadarkan aku.

"Aku pernah menyayangi seorang bocah yang kukenal sejak dia berusia 12 tahun, ketika aku benar-benar memilikinya dan aku sangat membutuhkannya dia meninggalkanku saat berusia 16 tahun untuk membentuk masa depannya. Walau hidupku menjadi goncang saat ditinggalkannya tetapi aku selalu ingat bahwa aku masih memilikinya sebagai tanggung jawabku sampai aku tidak memiliki kehidupan di dunia ini lagi. Aku sudah berjanji padanya dan aku harus menepatinya.

EPILOG:

Sudah lama aku duduk di bangku ruang tunggu ini, sebenarnya aku sangat mengantuk sekali karena semalam aku benar-benar tidak bisa tidur memikirkan hari yang aku tunggu ini, merencanakan apa yang akan aku lakukan sepanjang hari ini. Memang aku tidak sabar karena perasaan bahagia sehingga aku datang terlalu awal 60 menit, "ah" kuputuskan sebaiknya aku nongkrong di mc Donald saja. Sambil menikmati French-fries dan softdrink aku menulis SMS "saat ini aku sedang makan di mc-Donald dan aku akan ikuti permintaanmu aku tunggu di sini".

Mataku terus mengawasi kalau kalau dia telah datang menghampiriku. Saat kulihat kedatanganya, aku memandangi terus dengan rasa penasaran yang tinggi tapi aku tidak akan berdiri dan tidak akan kuhampiri, dia yang akan menghampiriku itu permintaannya. Ketika telah sampai di depanku, kupikir dia akan memelukku, tetapi dia malahan diam berdiri di depanku. Aku memandanginya dari ujung rambut hingga ujung kakinya, dia seorang pria yang sangat tampan, manis dan sayang padaku.

Saat aku ingin berdiri memeluknya dia mengapaiku dan memeluk tubuhku dan kubalas pelukannya "salam tony manja yang aku rindukan setiap saat" tony menguatkan pelukannya. Aku merangkul pundaknya sambil menuju ke tempat parkir. Aku rasakan sekarang tubuhnya lebih tinggi dariku, sangat berbeda jauh dengan masa kecilnya. "sini kuncinya, biar tony yang nyetir saja" permintaan tony padaku. Aku sudah berjanji bahwa aku akan menuruti semua permintaan tony tidak akan aku tolak dengan kata "tidak atau jangan" pokoknya apapun permintaannya aku akan selalu "ya". Setelah memuat kopernya ke dalam mobil CR-Vku tony mulai mengarahkan tujuannya ke apartemenku.

Hari ini tony baru tiba dari merlbourne, ini merupakan kunjungan yang ketiga kalinya hanya dia datang sendiri tanpa sherly mendampinginya. Lusa tanggal 30 desember aku harus memindahkan semua barang-barangku dari apartemen yang telah kuhuni hampir tiga tahun. Tony menginginkan aku pindah ke sebuah komplek perumahan di ujung Jakarta Timur, aku harus menyetujuinya demi kebaikanku dan tony. Bermula pada waktu kedatangannya yang kedua kali, aku mengakui secara jujur kepada tony bahwa aku tidak bisa menjalani hidupku dengan baik semenjak tinggal di apartemen itu, aku banyak melakukan hal-hal yang tidak normal karena aku menjadi bagian kehidupan satu kelompok yang belum diakui oleh orang-orang sekitarku.

Tony memahamiku tapi dia berkata padaku "Kakak adalah tanggung jawabku seumur hidupku aku akan selalu menjagamu dan aku ingin Kakak seperti aku bisa keluar dari masalah ini". Hatiku bergetar mendengar ucapannya ini aku tidak bisa berkata apa-apa, "aku ingin menjadi penurut saja seperti tony kecil yang dulu juga sangat penurut padaku" suara dalam hatiku. Yah tujuan kedatangan tony kali ini adalah mengurus pemindahan ke rumah baruku, sekaligus merayakan akhir tahun bersamaku tapi aku agak bingung tanpa kehadiran sherly. "Ton bagaimana kabar sherly, hubungan kalian baik-baik saja kan? aku juga sayang padanya jadi jika ada masalah kamu tidak boleh menyembunyikannya padaku" tanyaku pada tony."Kakak nggak usah khawatir kami baik-baik saja, sherly ada keperluan penting yang tidak bisa di tinggalkan jadi aku terpaksa datang sendiri" sahutnya dengan lancar.

Selasa siang menjelang akhir tahun kami berkunjung ke mall di Jakarta selatan yang menjadi tempat pertemuan pertama kami dulu. Tony ingin bertanding Daytona denganku, walaupun sudah lama aku tidak berminat dengan permainan ini tapi suasana hatiku berbeda. Pada saat perlombaan ternyata aku tidak bisa menyaingi tony dan akhirnya tony lebih banyak menang dari padaku. Selesai bermain kami berbelanja keperluan kami untuk beberapa hari di Hero. "Kakak ke mobil dulu yaa tony mau beli pizza dulu" pintanya.

Aku menunggu sekitar 20 menit dan tony menghampiriku dengan membawa satu potong pizza kotak, satu cheese burger dan segelas orange-juice. Semuanya diserahkan padaku, tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan "ton apa Kakak harus sisakan setengah untukmu seperti waktu kamu kecil dulu" candaku dengan tertawa kecil. "Kakak, tony rindu pada saat Kakak pertama kali menyayangi tony, dan tony nggak mau kehilangan Kakak yang dulu, Kakak yang bisa melindungi tony, Kakak harus kembali menjadi diri Kakak yang dulu" demikian ucapan tony dan kulihat matanya memerah. Kemudian aku memberikan pizza kepada tony dan aku sendiri memakan cheese burger sedangkan orange juicenya terpaksa kami harus berbagi karena cuma ada segelas.

Saat berada di rumah sekitar pukul 15.00 tony menelpon ke merlbourne tanpa sengaja aku mendengar jelas ucapannya "Happy birthday dear my love". Aku sangat kaget tapi selama ini aku tidak tahu bahwa sherly berulang tahun pada tanggal 31 Desember. "Ton kenapa kamu harus datang ke Jakarta kalau sherly sedang merayakan ulang tahunnya sekarang, kasihan kan ulang tahunnya tanpa orang yang dicintainya" jawab tony padaku "Kakak aku sudah ngomong sama sherly dan dia tidak apa-apa, dia sedang berpesta ulang tahun dengan teman-temannya dan dia tahu tony juga ada urusan penting, percaya sama tony kami baik-baik aja, okey." Aku berpikir cukup lama, kenapa tony lebih mementingkan mengunjungiku pada saat kekasihnya sedang merayakan ulang tahun seharusnya dia mendampingi sherly, aku merasa bersalah pada sherly.

Sore hari kami putuskan pergi ke caf di Jakarta Pusat yang cukup ramai, awalnya kami merencanakan barbeque di rumah sambil menikmati acara pesta kembang api akhir tahun di komplek perumahan baru kami, tetapi informasinya tahun ini tidak lagi menyelenggarakan acara tersebut. Jika akhir tahun-tahun lalu aku merayakan dan berpesta dengan teman-teman lelakiku yang pada umumnya masih kuliah atau sekolah, akhir tahun ini aku sudah bersama tony yang sangat aku sayangi, aku menggandeng tangannya kami bercanda, bercerita, humor dan kadang mengungkapkan perasaan yang terkadang membuat kami menjadi sedih.

Ketika nyayian "Auld Lang Syne" terdengar aku menjadi terbawa pada perasaanku, aku menangis membayangkan masa laluku, masa-masa aku menjalani hidupku tanpa tony bersamaku. Aku memeluk tony dan menciumnya kukatakan "maafkan Kakak sangat mengecewakan tony, Kakak tidak sehebat tony, Kakak sangat memalukan, maafkan Kakak.." tony memelukku dengan erat, kami benar benar tidak mempedulikan di sekitar kami yang juga entah apa yang mereka perbuat yang kutahu mereka semua sedang bergembira. Aku tidak melepaskan pelukanku dengan tony dan mulailah terdengar suasana ramai di caf menghitung detik "10,9,8,7..1.

Di antara nyaringnya suara terompet tony berkata padaku "Selamat tahun baru Kakak, berjanjilah pada tony yang Kakak sayangi sejak kecil dan sudah menjadi dewasa dan sekarang bersama Kakak, berjanjilah akan memulai hidup baru di tahun 2003, tinggalkan semua hal yang pernah mengecewakan Kakak, dan tony akan selalu menjaga Kakak sampai selamanya." ucapan tony seperti air panas menyirami tubuhku, aku tidak bisa membalas kata-katanya, aku hanya meneteskan air mata, aku mengangguk, aku berusaha, aku akan mencoba dengan semua daya, akan aku lakukan untukmu antony karena aku benar benar CINTA padamu.

TAMAT.

Sabtu, 05 Maret 2011

nakal 2


Ketika kami tiba di rumah hampir pukul 12 malam, Rully akhirnya bersedia tidur di rumahku karena dia sudah mengerti maksudku. "Rully pernah begituan belum sama laki-laki" aku memancingnya dan ditanggapinya "maksudnya berbuat homoseks, pernah sekali burungku diisep sama temanku mas" akhirnya tanpa menunggu lagi aku menariknya ke kamar yang pernah dipergunakan Marco.

Aku membuka pakainku dan hanya tinggal CD yang menutup penisku, kemudian aku meminta Rully membuka pakaiannya semua juga dan hanya CDnya saja yang tersisa. Aku membaringkan diri di atas kasur kemudian Rully menyusul di sebelahku, sesaat ada "bayangan yang hadir" dan membuat aku takut melakukannya, tetapi nafsuku ingin kusalurkan, tanganku mulai mengerangi tubuh Rully kemudian aku menggenggam penisnya yang sudah menegang dan mulai aku mengocoknya, "rull kamu isepin punya Mas yaa" Rully menuruti "ya mas" kemudian wajahnya diarahkan ke bawah perutku dan dengan tangannya Rully mengangkat sedikit CDku dan penisku terkuak menegang, mulutnya diarahkan ke penisku dan mulai dimasukan kemudian di hisapnya.

Ada suatu "bayangan yang muncul lagi", aku menjadi takut kembali. "rull kamu ngocok di atas perut Mas aja deh" kemudian Rully menghentikan hisapannya, dan mulai memainkan penisnya dan di kocoknya tepat di atas perutku. Aku terdiam hanya memandangi Rully yang merangsang dirinya sendiri, "ehk.. ehk.. ehk" dan ketika kocokkannya makin cepat aku memperhatikan kepala penisnya makin besar dan "crot.. crot.. crot" meluncur di atas tubuhku dan sebagian jatuh ke kasur. Kemudian dengan kedua tangannya Rully melulurkan spermanya di sekitar perutku, tangannya mengelus-elus membangkitkan nafsuku lagi.

Tanpa kuminta Rully mulai mengulum penisku di hisapnya dalam-dalam dan aku sangat kenikmatan. "Bayangan itu muncul lagi" tapi samar-samar kadang menghilang sedangkan isapan Rully makin kuat dan kurasakan spermaku akan keluar. "Bayangan yang hadir" itu makin lama makin jelas "crot.. crot.. crot" kurasakan kenikmatan sewaktu menembakan spermaku tetapi bersamaan dengan tetesan airmataku yang mengalir. Bayangan yang muncul dalam pelupuk mataku dari awalnya tidak jelas tetapi pada saat terakhir aku melihat wajah "seorang bocah meneteskan airmata" bocah yang aku sayangi.

Aku berkata dalam hati "ampuni Kakak, Kakak rindu padamu, kamu jangan menangis lagi". Rully membersihkan sperma di tubuhku dengan tissue sambil berkata "mas maapin Rully yaa, kenapa menangis mas" aku segera bangun dan memakai baju dan berkata padanya "Rull nggak baik kita berbuat begitu, maapin Mas Raffel yaa, Mas janji nggak akan berbuat begitu lagi padamu". Setelah membersihkan diri kami tidur bersama di kamarku.

Pukul 04.00 aku terbangun dengan bunyi alarm dari HP ku, aku melihat Rully masih tertidur lelap di sebelahku. Aku menuju ruang tamu dan memutar nomor telepon tujuan merlbourne, "hallo" suara tante Lily menjawab "pagi tante, tony sudah bangun Raffel pengen ngomong". Tante Lily berbincang sesaat denganku dan menanyakan keadaanku, setelah itu suara tony menyahutku "salam Kakak sayang, pakabar Kakak?" jawabku seperti biasa "salam tony manja yang Kakak rindukan setiap saat, Kakak sehat-sehat aja" dan kuteruskan kembali "semalam tony menangis?" tony menjawab "yaa, karena tony rindu sama Kakak setelah melihat foto Kakak" kataku lagi "ton maapin Kakak yaa mungkin Kakak bersalah pada tony, Kakak telepon tony saat ini karena ka.. Kak sa.. ngat ka.. ngen pa.. da to.. ny" airmataku mengalir tidak tertahan lagi, suara tangisku terdengar oleh tony. "ka.. Kak kenapa?, ka.. Kak ja.. ngan mena.. ngis".

Suara tony terdengar mulai menangis "to.. ny sudah men.. jadi anak baik sekarang, to.. ny nggak pernah ber.. buat macam-macam karena to.. ny ingat pesan ka.. kak, ka.. Kak jangan nangis lagi". Aku berusaha mengatur suaraku agar tidak terdengar menangis agak sulit bagiku "ton Kakak ngantuk mau tidur nanti malam Kakak telepon lagi yaa, dah.. dah" tony menyahutku dengan suara pelan "tony akan baik-baik saja, sekarang tony mau pergi dengan mama, selamat tidur Kakak sayang, dah.. dah". Kututup gagang teleponku dan airmataku terus mengalir, aku menangis menyesali perbuatanku yang selama ini telah kupertahankan akhirnya gagal juga. Aku hanya bisa berjanji dan berjanji agar tidak melakukan perbuatan seperti ini lagi.

Aku membuka album foto dengan cover depannya yang sengaja kubuat tulisan besar ANTONY-14, lembar demi lembar kuperhatikan dan kubayangkan saat saat kejadian dalam foto itu. Saat kuperhatikan lembar foto tony di depan kue ulang-tahunnya yang ke 14, wajahnya tampan, dengan lekuk-tawa dibibirnya giginya yang putih kecil-kecil terlihat jelas dan lesung pipinya yang membuatnya terlihat sangat manis. Ingin kuperhatikan lebih jelas lagi, kubuka plastik penutupnya dan kuangkat foto itu agak lengket dengan albumnya kudekatkan semakin dekat ke mataku.. "Mas fotonya jadi semua? ada yang blank nggak?" sambil kuperhatikan foto ulang-tahun tony yang ke-14 ini waa.. aku suka sekali, wajah tony manis sekali dalam foto ini.

Setelah membayar dan menerima semua foto yang kucetak di Fuji Image Plasa, aku segera berlalu dari counter. "mungkin tony sudah selesai makan" muncul dalam pikiranku, tadi aku meninggalkan tony sendirian di foodcourt karena aku ingin lebih cepat bisa mengambil foto ini dulu. "ton, ayo sudah hampir malam kita harus pulang" kulihat tony sedang mencuci tangan di washtafle. "let's go home, tony udah beres" sahutnya, aku segera mengandeng tangan adikku yang paling aku sayangi seumur hidupku ini. Kemaren tony merayakan ulang-tahun ke-14 bersama teman-temanya di sebuah caf, dan hari ini aku berjanji akan mengajaknya berkeliling mall. Sejak pagi kami sudah mengelilingi tiga mall besar sambil melakukan kegiatan makan, nonton, main game dan berbelanja.

Di dalam mobil tony memperhatikan satu persatu foto ulang-tahunnya, sesekali aku menatapnya sungguh asyik sekali tony memandangi fotonya. Sampai di rumah Pak dudung membuka pintu gerbang dan segera kumasukkan mobilku dalam garasi. "dek Raffel, tadi ibu telepon katanya pulang agak malam urusannya belum beres" Pak dudung menginformasikan padaku. "ya Pak dung, makasih" sahutku. Badanku terasa pegal sudah kubayangkan tubuhku berendam dalam airhangat. Segera aku ke kamar mandi atas sambil membuka pakaianku, sedangkan tony membaringkan tubuhnya di sofa ruang tengah sambil memencet remote TV. "ton Kakak mandi duluan yaa.." teriakku pada tony. "Okey deh!" sahutnya tidak kuperhatikan gerakannya.

Aku penuhi bathtube dengan air dingin kemudian kucampur dengan air panas setelah terasa hangat aku berendam di dalam dengan hanya mengunakan celana dalam, aku bermalas-malas sambil tiduran, terasa hangat sekali tubuhku yang lelah ini. Tok.. tok.. tok "Kakak, tony masuk yaa.." suara tony terdengar dari depan pintu kamar mandi. "yaa..!" sahutku pelan karena hampir tertidur, aku jarang mengunci kamar mandi bila sedang mandi karena sudah terbiasa. Pada awalnya karena sering diganggu tony jika aku sedang mandi, sebentar-sebentar ia ingin ke kamar mandi buang air kecil walaupun aku sedang mandi di dalam, ada saja alasannya tapi aku tidak pernah risih.

Seperti biasa kupikir kali ini tony ingin kencing, pintu di buka dan tony hanya menggunakan celana dalam saja "Kakak tony mau mandi juga yaa" sahutnya, sambil membuka mata aku membalas "ooh.. tony mau mandi juga ya sudah". Kuperhatikan tony menghidupkan shower dan mandi berpancuran. "ton kesini rendam air hangat bersama Kakak" mendengar perintahku tony segera masuk ke dalam bathtube dan sekarang kami sudah bersama di dalam bathtube duduk berseberangan.

Kumainkan jari-jari kakiku ke pinggang dan ketiak tony "hehehe..hahaha..ka.. kak.. tony geli nggak tahan.. hehehe" tony tertawa kegelian. Saat kulepaskan tony merendam wajahnya ke dalam air kemudian wajahnya terangkat lagi dengan pipi mengembung tepat di arahkan ke wajahku dan "phuu.." air dari mulut tony disemburkan ke wajahku. "tony nakal" kataku, kulihat tony ingin mengulanginya lagi, saat wajahnya dicelupkan ke dalam air, secepat mungkin aku menangkap tubuhnya dan kuangkat, sekarang tony dalam dekapanku dan wajahnya tepat dalam tatapanku, pipinya menggembung mulutnya telah terisi air, kutatap kedua bola mata tony demikian juga tony mengarahkan tatapannya ke bola mataku, kutatap lebih dalam lagi menelusuri isi hatinya yang telah menjadi milikku.

Kunantikan semburan berikutnya, "Kakak sudah siap, semburkan sekuat tenagamu sayang, Kakak senang menerima permainan ini jika hati tony bersuka cita karenanya" ucapan dalam hatiku, lama kunantikan tidak disemburkan juga, kulihat tony memejamkan matanya. Urat-urat kecil di pipinya terlihat jelas karena terlalu lama menahan air di dalam mulutnya, kulitnya terlihat seakan transparan. Seperti tertarik magnet mulutku langsung menyumbat bibirnya yang merah, kurasakan air dalam mulut tony mengalir pelan melalui mulutku dan terus terdorong masuk ke tenggorokanku, kubiarkan lolos masuk ke dalam perutku walaupun air bekas rendaman tubuh kami yang penting berasal dari mulut tony yang aku cintai.

Sesaat kami terdiam kemudian kutatap kembali wajah tony yang cakep ini, matanya kembali tertuju padaku semakin dekat persaanku terhanyut dan kutempelkan bibirku dengan bibirnya. Tony membalas, lidahnya dimasukkan dalam mulutku akhirnya kami saling melumat, suara desah kami diringi dengan suara air yang ber-adu terkena gesekan kami. Kuangkat tony sampai berdiri kemudian aku berlutut di depannya kubuka CDnya dan terlihat penisnya yang besar sudah menegang, mulai kuhisap dengan hitungan yang kuatur, dan kukulum dalam-dalam seakan ingin merasakannya sampai habis.

Tony merintih kenikmatan "ahk.. ahk.. ahk" aku semakin menguatkan hisapanku, aku ingin balas kekalahanku semalam. Semalam aku tidak berhasil menelan sperma tony karena kerongkonganku tersedak penis tony sehingga aku muntah, hari ini aku ingin mendapatkannya. Ketika penis tony semakin keras aku mempermainkan lidahku di ujung penisnya dan tony semakin mendesah "akk..akk.ahk" dan akhirnya kurasakan "crot.. crot.. crot" sperma hangat menembak kerongkonganku, langsung kutelan dan kujilati sisa-sisa yang tertinggal di penis tony hingga bersih.

Tony juga menginginkan bagiannya, aku duduk di atas pinggiran bathtube dengan posisi melebarkan kedua pahaku. Wajah tony mendekati selangkanganku dan lidahnya mulai menjilati penisku yang mulai mengeluarkan precum. Kemudian mulutnya mulai mengulum, penisku terasa hangat di dalam mulutnya. Aku mendesah kenikmatan tidak tahan lagi dan "crot.. crot.. crot" semburan spermaku di dalam mulutnya dan semuanya bersih ditelannya. Aku memeluknya lagi mengelus wajahnya, menciumnya dan kukatakan "ton, Kakak sangat sayang padamu".

Aku mendekap tubuhnya kuat sekali dengan tatapan senyum manisnya yang penuh dengan rasa manja. Masih berendam di bathtube aku membopong tubuhnya seperti seorang bayi kudekatkan ke dadaku, membelai rambutnya dan mengecup keningnya, tony memejamkan mata sambil menikmati dekapan hangat Kakaknya yang sangat memanjakannya. Kupeluk erat sekali kemudian kubisikkan "tony adalah segala-galanya bagi Kakak". Aku ingin mendekapnya terus, tak ingin kulepaskan lagi..

Terdengar suara motor berhenti di depan pintu, segera kumasukkan kembali foto ulang tahun tony ke dalam album dan kutempelkan kembali plastik pelindungnya. Secepat mungkin aku membereskan album foto ANTONY-14 ini dan kusimpan, aku kedatangan tamu istimewa. Rully masuk ke dalam, seperti seorang prajurit menyerahkan scroll pada raja "ini Mas aku serahkan kotak wasiatnya" aku menerima kotak CD film seri yang dipinjam ayahnya sambil tertawa "hehehe kamu.. kaya ketemu raja saja". Sejak kejadian dengannya, Rully sering bermain ke rumahku, dia tidak sendiri bahkan adik-adiknya sekarang juga sedang bermain game playstation di kamar.

Rully mempunyai dua orang adik niko berusia 13 tahun dan mia berusia 11 tahun. Mereka semua sudah akrab denganku dan aku sering membeli makanan dan kuoleh-olehkan padanya. Walau kadang-kadang aku berhayal ingin bermain seks dengan laki-laki tapi aku tidak pernah punya niat melakukannya dengan Rully yang teryata laki-laki normal. Aku menganggap mereka sebagai adik-adikku jadi mereka sangat bebas bermain di rumahku. Bahkan Rully sudah seperti saudaraku dia sering membantuku. Setelah menetap setahun lebih di perumahan ini aku berniat pindah ke sebuah apartemen yang kubeli sendiri dengan sebagian uang dari mamaku.

Kubenahi baju-bajuku dan kumasukkan ke dalam koper, adikku semuanya sibuk membantu memasukkan barang-barang kecil milikku ke dalam dus-dus agar mudah di bawa. Rully juga sibuk mengatur barang-barangku ke dalam mobil box. Hari ini aku akan pindah ke apartemenku, lokasinya cukup jauh dari rumah yang kutinggalkan sekarang. Aku menjabat tangan Rully sambil mengucapkan terima kasih, dan aku mengelus pundaknya "Rull, jaga adik-adikmu baik-baik, jangan sampai mereka jadi anak-anak nakal, Mas Raffel akan telepon kamu sewaktu-waktu" pesanku.

Kemudian aku mengelus kepala niko dan mia "jadi anak baik-baik yaa dan rajin belajar" mereka mengangguk "terima kasih Mas Raffel, niko akan rawat PS-nya" sahut niko. Aku menghadiahkan mereka playstation karena kasihan mereka selalu ke rumahku untuk bermain. Kemudian aku bersalaman dengan kedua orangtua Rully "makasih yaa nak Raffel jangan lupa main-main kemari lagi" ucapan dari ayah Rully.

Selasa, 01 Maret 2011

Nakal


Sulit bagiku untuk mengatur napas dalam gulungan air sedangkan tubuhku semakin terseret, udara yang kutahan dalam mulutku sudah terbuang dan sekarang aku kehabisan oksigen, aku berusaha mencari sesuatu yang dapat kupegang tapi di dalam air aku tidak melihat apapun bahkan seorang manusiapun tidak ada, mungkin aku akan mati tenggelam pikirku.

Saat harapanku semakin tipis ada sebuah tangan yang sangat kukenali menggapaiku, tangan seseorang yang sangat aku harapkan dan aku berusaha menariknya supaya aku bisa selamat. Dengan memegang tangan tony akhirnya aku berhasil selamat dari kolam ombak yang hampir menenggelamkanku. Aku memandangi tony dengan penuh kerinduan, tapi seakan dia tak mengenaliku lagi, bahkan belum sempat aku mengucapkan sepatah katapun dia sudah berlari meninggalkanku. Tony tidak sendiri tangannya menggandeng seorang lelaki sebayanya.

Aku tidak sempat memikirkan siapakah orang itu, pikirku yang terbaik adalah mengejarnya "tony.. tony.. tony.. tunggu Kakak" teriakanku sangat keras. Panggilanku tak dihiraukan tony yang terus berlari. Aku berhenti di ruang bilas namun tak kutemukan lagi jejak tony, aku memandangi sekeliling ruangan dan kulihat seorang bocah yang tadi berlari bersama tony.

Aku menghampiri dan kutatap wajahnya jelas sekali, dia adalah Michael anak sepupuku yang baru berusia sembilan tahun, kenapa tony bisa bersama Michael yang juga keponakanku itu?, aku memandangi wajah Michael dengan rasa penasaran tapi tenggorokanku serasa terbakar, aku kekeringan dan haus. Aku meraih botol minuman aqua yang sudah tersedia dalam mobilku dan kuteguk sebanyaknya untuk menghilangkan dahagaku.

Cuaca hari ini sangat panas, hawa panas terik matahari menembus bahkan mengalahkan hawa dingin ac mobilku. Semalam aku sulit tidur sehingga siang ini aku terpaksa memarkirkan mobilku di sekitar tempat penyinggahan jalan tol dan tertidur hampir satu setengah jam. Mimpiku belum selesai aku masih ingin menemukan tony yang menyelamatkan aku dari gulungan ombak di kolam ancol tapi hawa panas matahari telah membuatku terbangun dari mimpi.

Perasaanku sudah hancur entah seperti apalagi bentuknya, setiap terbangun dari mimpi aku sudah terbiasa meneteskan airmata. Perasaan Rinduku yang sangat dalam kepada tony setiap kali memimpikannya, tapi harus bagaimana lagi aku melampiaskannya?, sungguh ini penyiksaan bathin terberat yang baru aku hadapi seumur hidupku. Aku menjadi manusia paling lemah di dunia ini, perasaanku saat ini terbagi dua, satu perasaanku menghadapi kehancuran seperti ini dan satu lagi aku mengkhawatirkan tony akan mengalami hal yang sama sepertiku.

Pada saat aku lemah aku sering mengingat pesan nenekku, datang padaNya dan sembah sujud maka kamu akan damai senantiasa. "Aku memohon padaMu timpahkan kesalahan ini hanya padaku, selamatkan tony bagiku, lindungilah dan ampunilah dia jangan biarkan dia masuk dalam kegelapan". Aku tahu permohonanku ini yang sangat jarang aku ucapkan selama aku bersenang-senang, tetapi hanya padaNya bisa kutujukan. Namun aku sadari menyebut namaNya pun aku tak layak, kehidupanku sebagai umat ciptaanNya sudah terlalu banyak perbuatan tercelah yang aku lakukan dengan sengaja, tetapi aku tetap memohon aku tak ada jalan lain selain jalan buntu di depanku.

Sudah seminggu aku berpisah dengan tony, sejak terakhir aku mengantar keberangkatannya hatiku hancur dan semakin hari semakin lemah jiwaku, rasanya ingin mati saja, kesepian di masa kecilku tidak menyiksaku seperti kesepianku saat ditinggalkan tony. Beberapa kali mobilku hampir menabrak karena aku mengendarainya sambil melamun membayangkan wajah tony yang selalu hadir dalam setiap mimpiku. Tetapi harapanku selalu kuyakinkan dalam hatiku bahwa tony akan kembali padaku setelah waktunya, aku harus sabar dan tetap bersemangat, penampilanku tidak boleh berubah supaya tony akan menemukanku kembali seperti keadaanku pada saat ditinggalkannya.

Obat penawarku setiap hari akan kutemukan setelah jam 6sore, aku tidak akan melakukan semua kegiatan apapun pada jam ini karena biasanya tony meneleponku dari merlbourne jam 10 malam (pkl 18.00 wib). Kami senantiasa berbincang sekitar 10 hingga 15 menit demikian juga hari ini sejak dari setengah jam yang lalu aku sudah menantinya dan ketika dering telepon berbunyi inilah saatnya. "Salam, Kak Raffel sayang yang aku rindukan setiap saat" ucapan tony membuka pembicaraan. "Salam, tony manja yang Kakak rindukan juga setiap saat" balasku.

Aku sebenarnya sering memikirkan apa yang harus aku bicarakan kepada tony, tapi setiap kali pembicaraan pikiranku jadi buyar, aku terhanyut dalam perasaanku sendiri. Namun aku berusaha menjaga ungkapanku supaya tidak terbawa perasaanku terhadap tony, aku tidak ingin tony terlalu memikirkan keadaanku, aku hanya berharap dia bisa konsen dengan kegiatannya saat sekarang. "Apa kabar Kakak? mimpikan tony lagi nggak semalam?" lanjutnya. "Kakak sehat tuh dan bahagia, yaa Kakak mimpikan tony lagi, malahan tadi siang Kakak mimpi tony jadi pahlawanku, menolong Kakak yang hampir tenggelam di kolam renang" jawabku padanya "ha.. ha.. ha.." terdengar tawanya yang membuat perasaanku bahagia.

Aku berkata dengan pelan "ton.. kamu nggak akan pernah tinggalkan apalagi melupakan Kakak kan?" tony menjawab dengan suara iba "kak Raffel maapin tony, biar tony jauh dari Kakak sekarang, tapi hati tony tetap dekat sama Kakak, karena tony sudah pernah merasakan kasih sayang yang tiada duanya dari Kakak" jawabannya membuatku meneteskan airmata tapi tony tidak mengetahuinya, perasaanku menjadi lega karena mimpiku salah, dengan mengatur suara aku berusaha mencandainya "tony kamu udah belajar iklan kecap yaa.." dan suara manja yang aku dengar pertama kali ketika tony berusia 12tahun terdengar kembali. "..a..aa.. h" sahutnya mengingatkan padaku ketika aku mencandainya "Waah.. jangan-jangan kamu cacingan". Bila saja saat ini tony ada di sebelahku aku akan mencium pipi-nya dan kukatakan "Kak Raffel sayang padamu".

Kami rutin berkomunikasi hingga enam bulan dan aku selalu mengingatkan tony supaya lebih mengutamakan pelajaran sekolahnya dan setelah masa itu, skala komunikasi kami mulai menurun. Tetapi tidak pernah merubah perasaan kami yang saling menyayangi. Setelah menjelang masa setahun berpisah dengan tony keadaanku mulai pulih kembali, walaupun masih tersisa luka bathin yang sulit disembuhkan. Dalam usiaku yang sudah melewati 26 tahun aku belum bisa menemukan pendamping hidup yang benar-benar aku cintai bahkan aku tidak pernah mempedulikannya, apalagi memikirkannya sejak aku mengenal tony.

Memang dulu pernah tante Lily menginginkan aku bisa memacari keponakannya yang bernama Lucy, kami sempat bertemu beberapa kali tapi perasaan kami tidak ada kecocokkan sehingga tidak berlanjut lagi. Aku juga sangat enggan melangkah ketempat-tempat yang pernah aku datangi bersama tony jika bukan karena terpaksa, terkadang aku pergi sendiri bermain game Daytona tetapi tidak ada rasa nikmatnya lagi. Keinginan seks ku sejak di tinggal tony tidak terlalu berlebihan, aku jarang sekali memikirkannya, apabila niatku benar-benar datang aku hanya melakukan "onani" bahkan keseringan spermaku keluar sendiri saat tidur dengan memimpikan kisah-kisah seks.

Hingga pada suatu kali aku tinggal di sebuah perumahan Jakarta Utara, rumah milik orangtuaku yang sebelumnya dikontrakkan kepada orang lain. Aku lebih memilih tinggal sendiri daripada bergabung dengan orangtuaku walaupun rumah ini tidak terlalu besar aku ingin belajar mandiri, terkadang tony masih suka menelepon ke sini. Di rumah ini aku tinggal setahun lebih sebelum aku memiliki apartemen sendiri, ada pengalaman-pengalaman yang menarik dalam kehidupanku di sini.

Hari sabtu aku sedang libur kerja, ketiga adikku semuanya sudah berkumpul disini, adikku yang sudah menyelesaikan kuliahnya lebih berminat membuka usaha dagang alat-alat electronic dan handphone. Sedangkan kedua adikku yang kecil masih kuliah. Kami ingin mengadakan acara berkumpul dan makan bersama dengan saudara-saudara sepupu kami. Aku memperhatikan satu persatu saudaraku dari wanita sampai laki-laki yang pada umumnya masih kuliah.

Marco adalah putra sulung dari om herry, penampilannya sangat unik menggunakan anting sebelah, rambutnya dicat kuning, gaya bicaranya sok akrab, memang kami sangat menyukainya yang type humoris. Marco datang bersama teman kuliahnya bernama teddy yang berpenampilan sopan juga pemalu. Bagiku mereka biasa saja tidak ada yang aneh. Marco bertanya padaku "kak Raffel, gimana tinggal disini enak nggak, kok kelihatan perumahan disini agak sepi yaa" aku menjawab "yah lumayanlah tidak terlalu berisik lagi pula tetangga disini juga ramah". Marco mulai tertarik "oh ya" aku merasakan ada maksud tertentu dan benar saja "kak Raffel aku pengen coba tinggal di sini sehari bolehkan?, kebetulan ada teddy bisa temanin juga" bagiku tak ada salahnya "yah terserah kamu, kalau mau kalian bisa tidur di kamar sebelah".

Malam harinya aku benar-benar tidak tahan dengan sepupuku ini merokok, minum bir (kedua hal yang aku benci) tapi aku usahakan bersikap baik padanya. Kami berbincang, bermain catur dan teddy ternyata pintar memainkan gitar hingga larut malam. "Marco aku mau tidur dulu deh kalau kalian masih pengen lanjut, terusin aja" kataku sambil menguap. "kak Raffel aku pindahin vCD nya ke kamar yaa mau nonton film sambil tidur aja" pintanya sambil memainkan mata. "Yah sudah, kerjain sendiri" aku tidak mempedulikannya langsung ke kamar dan terlelap.

Pada saat tengah malam aku terbangun karena mendengar suara agak "aneh" di kamar Marco dan teddy. Saat aku menghampirinya pintu kamar mereka masih terbuka dan aku melangkah dengan pelan karena merasakan sesuatu yang tidak beres. Saat pertama aku melihat layar televisi sudah kuduga mereka menonton film porno pria dan wanita sedang "making love", tapi lebih kaget lagi aku melihat Marco sedang melakukan anal sex bersama teddy, dengan cahaya dari monitor TV bisa terlihat jelas Marco memasukkan penisnya ke lubang belakang teddy sambil memompanya. Aku menjadi terangsang melihat perbuatan mereka, "apakah ini sudah direncanakan Marco?" pikiranku. Tapi aku waspada, Marco saudara sepupuku ini nanti bisa membuat masalah bagiku, akhirnya aku tinggalkan mereka dan tidak mempedulikannya lagi.

Kejadian seperti ini membuat aku cukup kaget, pertama kali aku melihat langsung orang melakukan hubungan homoseks, apalagi itu dilakukan Marco yang lucu dan lincah sewaktu kecilnya suka bermain denganku. Cukup lama perbuatan mereka membayangi aku terus, ada perasaan ingin menikmatinya dan ada perasaan was-was juga. Setelah dua minggu kejadian itu pada hari Sabtu siang adikku mengantarkan TV pesanananku, dan setelah selesai membereskan instalasinya, adikku langsung pamit pulang. Aku mengantarnya hingga ke mobilnya, dan tepat saat itu aku memperhatikan rully anak tetanggaku sedang mengutak-atik motornya yang kelihatan sedang mogok.

Setelah adikku pergi, aku sempatkan diri menyapa "rull kenapa motornya, mogok yah" dia menjawab "iya neghh Mas Raffel". Aku sejak dulu sudah memperhatikan Rully yang tinggal berjarak enam rumah denganku, orangtuanya pegawai negeri berasal dari Bandung. "mas boleh pinjam konci nggak aku susah bongkarnya, konciku nggak lengkap" Rully memintaku "okey, tunggu bentar yaa" jawabku. Aku sebenarnya tidak suka mengurus masalah seperti ini, tapi ada hal lain yang membuatku ingin menemaninya bahkan aku sampai membantunya. "Rull, naik motor itu enak yaa? Nggak kena macet, aku nggak bisa naik motor soalnya nggak pernah pake" kataku, kemudian Rully dengan ramah menjawab "nanti habis aku perbaiki Mas Raffel belajar saja".

Aku membonceng Rully dengan motor bebeknya, ternyata tidak sulit bagiku untuk mengendarai motor ini, awalnya hanya perlu keseimbangan dan selanjutnya tidak merasakan apa-apalagi tinggal melaju terus. Aku membonceng anak kelas 3SMA yang masih berseragam sekolah ke tempat makan yang tidak jauh dari komplek kami. Rully ternyata suka makan kwetiau goreng sapi, di rumah makan kami duduk berhadapan, saat memandangi wajah Rully yang ganteng, keinginanku kambuh lagi "rull nanti malam kita nonton film action yok" ajakku. "Boleh Mas aku sedang nganggur kok" jawabnya. Pada saat pulang aku ingin Rully yang membonceng supaya aku bisa mencari kesempatan pikirku, sepanjang perjalanan aku memeluk pinggang Rully dan kuharapkan Rully mengerti keinginanku.

Di dalam bioskop saat pertunjukkan film sedang berlangsung aku ingin sekali memegang tangan Rully, kemudian tanganku kuletakkan di atas tangan Rully dan aku rapatkan jari-jariku diantara jari-jarinya kemudian aku mulai meremasnya, ternyata Rully membalas dia meremas jari-jariku juga, dan aku mulai makin berani tanganku kupindahkan ke sela-sela pahanya kemudian kutempelkan ke penisnya, "mas banyak orang" suaranya pelan kudengar tapi aku tetap teruskan, kuremas-remas lagi penis Rully yang tertutup celana panjangnya dan makin lama kurasakan makin menegang, lama lama tanganku kecapean, aku lepaskan lagi dan hanya memegang tangannya saja sambil menikmati pertunjukkan film sampai selesai. Sudah kuatur rencanaku aku akan mengajaknya tidur di rumahku saja.

to be continued

 

Sample text

Sample Text


ShoutMix chat widget

Sample Text